Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Rosan Roeslani mengatakan fintech lending bisa menjangkau UMKM yang saat ini belum bankable atau belum masuk sektor formal.
“Inilah peran fintech lending bisa masuk kesitu bisa memberikan ke UMKM yang belum masuk sektor formal. Kita lihat peran dari fintech lending ini makin lama itu makin besar, dibandingkan tahun 2017-2020 itu kenaikannya 37 kali,” kata Rosan dalam seminar nasional daring AFPI, Kamis (3/9/2020).
Advertisement
Menurutnya, di tengah kondisi Covid-19 ini keberadaan dari fintech lending bisa berkembang dengan cepat dan mampu mengakselerasi ekosistem digital di Indonesia, sehingga akan membuat banyak dari UMKM yang masuk ke ekosistem digital untuk mengembangkan bisnisnya.
Meskipun jumlah UMKM di Indonesia terhitung banyak yakni 64 juta UMKM, namun UMKM yang baru masuk ke ekosistem digital hanya 13 persen, sebab cakupannya itu lebih banyak terkonsentrasi di Jawa, sedangkan di luar Jawa cakupannya kurang lebih 14,5 – 15 persen saja.
Maka dari itu, Rosan sangat berharap industri fintech lending bisa lebih menyebar, cepat dan merata, karena fintech ini sangat transparansi, dan datanya bisa dipertanggungjawabkan.
Tentunya kehadiran dari Pemerintah sebagai regulator sangat penting dalam rangka mendorong bagaimana industri dari fintech lending ini bisa membawa manfaat bagi seluruh rakyat di Indonesia, bukan hanya di kota-kota besar tapi juga di seluruh kota di Indonesia.
“Karena infrastrukturnya sudah didorong Pemerintah tentunya masih akan dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan dan akselerasinya lebih cepat daripada perbankan,” ujarnya.
Ia menyebut jumlah pengguna handphone aktif itu yang terdaftar sekitar 320 juta orang yang aktif, berarti satu orang bisa lebih memiliki dua handphone. Begitu pula dengan pengguna internet kurang lebih 170 juta orang yang aktif, dan pengguna sosial media kurang lebih 150 juta orang.
“Memang kita modal infrastruktur ada, yang paling penting bagaimana kita mengakselerasi itu dengan cepat. Kalau kita lihat dari total fintech di ASEAN 20 persen ada di Indonesia, memang pangsa pasar kita besar, punya room to growth nya sangat besar dan signifikan ke depan,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia berharap fintech lending bisa menjangkau UMKM yang saat ini belum bankable. Ia yakin industri fintech lending ke depannya akan berkembang pesat dan manfaatnya bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ketua Kadin: Penyaluran Dana PEN Lambat, Ibarat Orang Haus Tapi Tak Segera Minum
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani menyoroti lambatnya penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digelontorkan pemerintah di tengah pandemi.
Secara keseluruhan, penyaluran dana PEN baru tersalurkan 27 persen dari total Rp 695 triliun. Lebih rinci lagi, untuk insentif UMKM penyalurannya baru 14 persen.
"Padahal kita tahu, dunia usaha, UMKM, terdampak signifikan. Ibaratnya kalau orang haus, harus segera minum air, nah ini enggak, kenapa lambat, ini perlu ada penyempurnaan dari penyaluran stimulus," ujar Rosan dalam tayangan virtual, Rabu (2/9/2020).
Ketika keputusan stimulus digelontorkan, lanjut Rosan, keadaannya mungkin tidak seperti sekarang. Saat ini, dinamika di dunia usaha masih sangat tinggi sehingga percepatan penyerapan stimulus harus disegerakan.
Adapun, pihaknya telah bertemu dengan Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan PEN. Dalam diskusi tersebut, Kadinmemberi beragam masukan agar distribusi bantuan bisa dipercepat.
"Masukannya cukup banyak, terutama kalau kami lihat, masalah implementasi (penyaluran stimulus), UMKM, perizinan," katanya.
Pihaknya turut mengapresiasi bantuan yang telah digelontorkan pemerintah, termasuk bantuan produktif senilai Rp 2,4 juta kepada UMKM. Menurutnya, UMKM harus bisa bertahan untuk menjaga arus kas di masa pandemi.
Advertisement