5 Fakta Novichok, Racun Soviet yang Menghantui Musuh Vladimir Putin

Racun Novichok tak perlu diminum untuk membunuh targetnya. Cukup dengan sentuhan, racun ini sudah mematikan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Sep 2020, 18:05 WIB
Bendera Uni Soviet (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Berlin - Politik Eropa dibuat geger setelah politikus Rusia bernama Alexei Navalny keracunan saat berada di pesawat. Setelah diperiksa oleh tim ilmuwan, Alexei ternyata keracunan Novichok

Alexei Navalny bukanlah politikus biasa. Ia terkenal sebagai oposisi yang vokal terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Perlu diketahui, kasus Navalny bukanlah yang pertama. Pada 2018, mantan mata-mata Rusia bernama Sergei Skripal, beserta putrinya, juga diracun dengan Novichok.

Peristiwa itu terjadi di Inggris. Perdana Menteri Theresa May lantas menyalahkan Rusia sebagai dalangnya. 

Kondisi Alexei Navalny kini sedang koma di Berlin. Sementara, Sergei Skripal dan putrinya berhasil selamat dan kini berada di lokasi rahasia atas alasan keamanan. 

Apa sebenarnya racun Novichok dan apa bahayanya? Berikut 5 fakta tentang racun Novichok seperti dilansir berbagai sumber:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. Made in Soviet

Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan alat pelindung diri lengkap mengunjungi rumah sakit tempat pasien positif corona dirawat di Kommunarka, Moskow, Selasa (24/3/2020). Putin memberikan apresiasi kepada para dokter dan tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19. (Alexey DRUZHININ/SPUTNIK/AFP)

Novichok adalah senjata kimia buatan oleh Uni Soviet di era Perang Dingin. Arti dari Novichok adalah "pendatang baru".

Eksistensi Novichok baru diketahui lewat pengkhianatan Dr. Vil Mirzayanov. Ilmuwan yang kini berada di Amerika Serikat itu membocorkan formula racun itu di bukunya.

NATO menyebut Novichok adalah racun level militer. Setelah Soviet bubar, pengembangan senjata ini dihentikan.


2. Efeknya Cepat

Pemimpin Oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit Siberia pada Kamis (20/8/2020) dan dalam keadaan koma setelah diduga mengalami keracunan di pesawat. (AP Photo / Pavel Golovkin, File)

Novichok bisa mengekspos korbannya lewat menghirup atau pencernaan, namun mereka bisa diserap lewat kulit. Racun ini bisa berbentuk serbuk atau cairan.

Live Science melaporkan jika Novichok dihirup, maka efeknya bisa muncul mulai dari 30 detik hingga 2 menit.

Racun ini tak perlu digunakan dalam jumlah besar, sehingga sulit dicari dalam tubuh korban. Orang yang terpapar racun ini membutuhkan pertolongan medis secepatnya untuk dilakukan dekontaminasi.


3. Tak Perlu Diminum

Yulia Skripal, putri mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal selama wawancara kepada media untuk pertama kali di London, 23 Mei 2018. Yulia mengatakan pengobatan yang diterima ia dan ayahnya menyakitkan dan membuat depresi. (Dylan Martinez/Pool/AFP)

Novichok tak perlu dicampur jus atau kopi seperti racun jenis lain. Racun ini sudah berbahaya jika menempel di berbagai benda.

Chesmitry World menjelaskan bahwa racun ini bisa menyerap di plasterboard, kayu, beberapa jenis plastik dan beton. Racunnya akan sulit dihilangkan jika menempel ke permukaan-permukaan seperti itu.

Sebagai contoh, Sergei Skripal dan putrinya pertama kali terpapar racun itu di depan pintu rumahnya di Inggris.

Nature.com menyebut ada lagi dua orang yang terpapar racun Novichok dari botol parfum yang diduga dipakai untuk menyelundupkan racun tersebut ke Inggris. Salah satu korban, Dawn Sturgess, meninggal dunia.


4. Apa Efeknya?

Staf dan diplomat Rusia menaiki kendaraan yang akan membawa mereka meninggalkan kantor kedutaan di London, Selasa (20/3). Pengusiran 23 diplomat Rusia ini terkait serangan racun terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal di Inggris (Daniel LEAL-OLIVAS/AFP)

Dilansir BBC, Dr. Vil Mirzayanov berkata efek Novichok sama seperti racun saraf lain. Korban bisa langsung kolaps dan tak bisa mengendalikan tubuhnya.

Tanda awal dari racun ini adalah kondisi miosis yang membuat pupil mata mengecil. Dosis besar dari racun ini bisa menyebabkan kejang-kejang dan kesulitan bernapas.

Setelah kejang dan muntah, akibatnya bisa fatal. Kematian bisa terjadi akibat sulit bernapas atau serangan jantung.


5. Diawasi Organisasi Senjata Kimia

Dalam file foto pada Minggu, 24 Februari 2019 ini, pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ikut serta dalam pawai untuk mengenang pemimpin oposisi Boris Nemtsov di Moskow, Rusia.(Photo credit: AP Photo/Pavel Golovkin, File)

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons atau OPCW) mengumumkan telah mencekal Novichok pada 27 November lalu.

OPCW kini bisa mengirim inspektur ke berbagai negara untuk mencari bukti jika ada yang memproduksi Novichok. Bila ada kasus keracunan, OPCW bisa mengirim pakar untuk membantu proses investigasi.

Rusia juga setuju untuk melarang Novichok. Tetapi, tak sampai 1 tahun kemudian, musuh pemerintah Rusia kembali diserang oleh Novichok.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya