Liputan6.com, Jakarta - Taiwan mengumumkan akan mendesain ulang paspor mereka, Rabu, 2 September 2020. Langkah tersebut dilakukan beberapa minggu setelah badan legislatif Taiwan meloloskan proposal dengan suara bulat untuk menghapus kata 'Republik China', yang dicetak dalam bahasa Inggris, dari sampul paspor.
Namun, 'Republik China' akan terus ditampilkan dengan menggunakan karakter China pada sampul paspor. Perubahan desain itu dilatari kesulitan selama perjalanan dalam masa pandemi Covid-19 yang dihadapi warga Taiwan karena kata 'Republik China' tercetak dengan jelas di paspor dan 'Taiwan' tercetak di bawah.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan, sejak awal wabah pneumonia Wuhan tahun ini, warga Taiwan terus berharap bahwa pihaknya dapat lebih menonjolkan visibilitas Taiwan. Dengan begitu, mereka bisa menghindari orang-orang yang salah mengira mereka berasal dari China.
Taiwan termasuk berhasil mengendalikan wabah virus corona dan jumlah infeksinya rendah dibandingkan dengan banyak tetangganya. Tetapi, pemerintah Taiwan mengatakan bahwa beberapa negara telah memberlakukan pembatasan yang sama terhadap warga negara Taiwan seperti yang diberlakukan pada warga negara China.
Dikutip dari India Express, Kamis, 3 September 2020, diskriminasi yang menurut Taiwan dihadapi warganya akibat virus corona hanyalah salah satu alasan yang mungkin akhirnya mendorong pemerintah untuk menerapkan proposal yang telah lama ada. Para pengamat yakin Taiwan mungkin juga menggunakan kesempatan itu untuk menegaskan kedaulatannya sendiri dan menjauhkan diri dari Republik China.
China secara historis menegaskan kedaulatan atas Taiwan dan secara konsisten berusaha menghentikan upaya yang menunjukkan kemerdekaan. Selama pandemi virus corona, China bersikeras hanya Beijing yang berwenang untuk berbicara mewakili Taiwan di platform internasional, paling signifikan di WHO. Ada pernyataan bahwa campur tangan China dengan cara ini memengaruhi kemampuan Taiwan untuk mengelola kesehatan dan keselamatan publik selama pandemi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ubah Paspor
Sebelumnya, warga Taiwan pernah menggunakan stiker bertuliskan 'Republik Taiwan' untuk memblokir tulisan 'Republik China' di paspor mereka. Ketika tren ini dimulai pada 2015, China telah memperingatkan bahwa mereka akan menolak masuknya wisatawan yang telah menggunakan stiker ini di paspor Taiwan mereka.
Pada 2016, muncul laporan tentang Makau yang menolak masuknya wisatawan yang telah menggunakan stiker ini di paspor mereka, seperti halnya Hong Kong.
Pada November 2015, Singapura telah mendeportasi tiga warga negara Taiwan karena menggunakan stiker untuk memblokir 'Republik China' dengan alasan bahwa dokumen perjalanan telah diubah secara ilegal. Ketika tren stiker ini mendapat daya tarik, Amerika Serikat juga telah mengeluarkan peringatan bahwa pelancong yang menggunakan stiker ini akan ditolak masuk ke negara tersebut.
Saat itu, Beijing memandang stiker tersebut sebagai upaya untuk menegaskan kemerdekaan Taiwan. Diskriminasi dan kesulitan yang dihadapi pemegang paspor Taiwan terkait dokumen perjalanan mereka telah mengembalikan perhatian pada upaya sebelumnya untuk menjauhkan Taiwan dari China dan secara bersamaan menyoroti meningkatnya rasa frustrasi warga Taiwan terhadap China.
Advertisement