Apa Saja Dampak Siklon Maysak dan Haishen untuk Cuaca Indonesia

Siklon Maysak juga berfungsi menarik awan-awan sampai menuju utara Indonesia

oleh Arie Nugraha diperbarui 04 Sep 2020, 17:00 WIB
Kapal buang sauh menunggu antrean di kawasan Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PSTA LAPAN) menyatakan kondisi cuaca di Indonesia saat ini, dipengaruhi oleh pembentukan Siklon Tropis Maysak sejak 29 Agustus lalu hingga mencapai puncaknya pada kemarin (2/9/2020) di sekitar wilayah Busan, Korea.

Menurut peneliti PSTA LAPAN Erma Yulihastin, siklon tersebut memberikan efek jarak jauh berupa pembentukan angin timuran kuat yang terjadi secara merata di wilayah Indonesia.

Erma menjelaskan efek dari angin timuran kuat ini adalah memblokir kumpulan awan raksasa yang saat ini terbentuk di Samudera Hindia.

"Sehingga tidak bisa bergerak menjalar menuju wilayah Indonesia, meskipun gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini aktif di atas Samudra Hindia ini, telah menyuplai banyak kelembapan untuk kawasan Indonesia," ujar Erma dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Kamis, 3 September 2020.

Selain menimbulkan angin timuran kuat, Erma menuturkan Siklon Maysak juga berfungsi menarik awan-awan sampai menuju utara Indonesia. Sehingga menyebabkan kawasan Indonesia terutama di bagian selatan bersih dari awan akhir-akhir ini.

Erma menyebutkan cuaca yang cerah, bersih dari awan dan curah hujan minim merupakan pengaruh tak langsung dari Siklon Tropis Maysak tersebut. Meskipun demikian lanjut Erma, karena terdapat pembentukan bibit siklon tropis baru bernama Haishen di timur Filiphina, maka efek meridional selatan-utara akan bergeser menjadi zonal barat-timur yang berpotensi menyebarkan awan konvektif dapat memasuki wilayah Indonesia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Potensi Hujan di Pulau Jawa dan Sumatera

Ilustrasi Cuaca Buruk (Istimewa)

"Sehingga selama beberapa hari mendatang suplai kelembapan akan mencukupi untuk membentuk hujan ringan hingga sedang di berbagai wilayah Indonesia termasuk di Pulau Jawa. Aktivitas konvektif tertinggi terbentuk di Kalimantan bagian barat dan tengah sehingga kawasan tersebut akan menuai lebih banyak hujan dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia," kata Erma.

Selain itu ungkap Erma, berdasarkan pengamatan satelit untuk wilayah di perairan selatan Jawa terancam mengalami gelombang tinggi serta pembentukan tiga eddies atau pusaran arus yang terjadi di lapisan permukaan laut.

Penghangatan suhu permukaan laut di Samudra Hindia dekat Sumatera juga menunjukkan sinyal yang mendukung aktivitas pertumbuhan awan dan hujan kembali tinggi di kawasan Sumatra dan Jawa pada beberapa hari mendatang.

"Besok juga berpotensi hujan, sudah mulai mendung - mendung. Besok Jabar akan menuai banyak hujan lagi," ungkap Erma.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya