Liputan6.com, Jakarta Minggu lalu, satu atau dua hari sebelum terbang ke Bali, Luna Maya jatuh dari tempat tidur. Tragedi ini bermula saat Luna Maya hendak melakukan gerakan peregangan di kasur.
Ia stretching di atas kasur sambil berguling. Tak sadar posisi tubuh Luna Maya sudah berada di ujung tempat tidur. Jika tak segera direm, wajah Luna Maya akan membentur lantai.
Baca Juga
Advertisement
“Aku tahu, kaget, refleks, karena bangun pagi tiba-tiba jauh ke muka. Kalau misalnya enggak refleks, menyelamatkan diri aku, bisa benar-benar kena kepala,” Luna Maya berbagi cerita.
Akhirnya Kucoba Menahan
Ini disampaikannya dalam video bertajuk “Jatuh Sepedaan Sampai Retak Tulang, Ini Tips Luna Maya Bersepeda” yang mengudara di kanal YouTube Luna Maya, Kamis (3/9/2020).
“Akhirnya kucoba (menahan) pakai kaki, ternyata ujungnya juga enggak siap. Akhirnya kecengklak dan aku ingat banget bunyinya krek. Aku cuma diam. Aku kayak aduh, kok bodoh banget,” keluhnya.
Advertisement
Akhirnya Bengkak
Mendengar bunyi kakinya, Luna Maya meyakini keseleo. Dampaknya, tak bisa berlari atau bersepeda. Yang disesalinya, mengapa harus melakukan stretching di atas kasur?
Perlahan, ia menilik kondisi kakinya. “Akhirnya bengkak, biru, terus aku pikir enggak apa-apa. Ke fisioterapi, banyak yang bilang diurut, aku takut, enggak mau diurut,” urai Luna Maya.
Pincang Seminggu
Usai menjalani fisioterapi, keesokan harinya Luna Maya masih menggowes sejauh 40 atau 50 km. “Besoknya aku ke Bali dalam keadaan pincang, seminggu di Bali pincang ha ha ha, terus merayakan ulang tahun,” paparnya, panjang.
Di Bali, terjadi tragedi susulan. Bintang film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur dan Sabrina jatuh dari sepeda yang mengakibatkan kondisi kakinya makin parah.
Advertisement
Birunya Sudah Pudar
Padahal sebelum menggowes, Luna Maya menyebut, “Birunya sudah memudar, enggak sekeras yang 2 hari pertama, bengkaknya juga.” “Setelah di X-ray ternyata (tulang kakiku) retak saja,” pungkasnya.
Meski demikian, Luna Maya mengaku tak kapok menekuni olahraga lari dan bersepeda. Menurutnya, setiap olahraga atau aktivitas fisik pasti ada risikonya. Kuncinya, wawas diri.