5 Pemain Bintang yang Bermasalah dengan Pep Guardiola

Pep Guardiola bisa dibilang salah satu pelatih terbaik di era modern. Namun, kesuksesan memakan korban sejumlah pemain bintang.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 04 Sep 2020, 13:00 WIB
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola melihat para pemainnya berlatih di City Football Academy di Manchester, Inggris barat laut (25/2/2020). City akan bertanding melawan Real Madrid pada leg pertama babak 16 Liga Champions di Bernabeu. (AFP Photo/Jon Super)

Liputan6.com, Jakarta - Pep Guardiola bisa dibilang salah satu pelatih terbaik di era modern. Juru taktik asal Catalan itu muncul bersama Barcelona pada 2008 dan memperkenalkan dimensi baru dengan ide-ide revolusionernya.

Namun, kesuksesan Pep Guardiola sebagai pelatih juga memakan korban sejumlah pemain bintang. Semangat dan intensitasnya mengakibatkan bentrokan dengan sejumlah nama besar di timnya dalam beberapa kesempatan.

Sejak debutnya sebagai pelatih bersama Barcelona, Guardiola mengorbitkan sejumlah bintang-bintang baru. Lionel Messi, Raheem Sterling, dan Kevin de Bruyne adalah pemain-pemain tersebut.

Pep Guardiola lebih menyukai pemain tertentu. Karena itu, pemain yang tidak memenuhi kriterianya, meski berstatus bintang, sulit mendapatkan tempat di timnya. 

Berikut 5 pemain bintang yang bermasalah dengan Pep Guardiola seperti dikutip dari Sportskeeda:

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


5. Joe Hart

Joe Hart tak masuk rencana manajer baru Manchester City pada musim ini. (OLI SCARFF / AFP)

Joe Hart adalah salah satu pemain terpenting Manchester City. Ia memiliki refleks yang sangat baik dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi legenda Etihad Stadium.

Tetapi, kedatangan Pep Guardiola sebagai manajer membuat Hart kehilangan posisinya. Dia bukan tipe pemain yang diinginkan Guardiola, yakni kiper yang sangat baik dengan bola di kakinya.

Meski tidak pernah bertengkar, Hart mengakui ekspektasi Guardiola yang menyebabkan dia hengkang dari City pada 2018. Ia kemudian bergabung dengan Burnley agar bisa bermain di tim utama.

Musim ini, kiper berusia 33 tahun itu bermain untuk Jose Mourinho di Tottenham Hotspur.

 

 


4. Mario Gotze

1. Mario Gotze - Biaya £ 27,75 juta dikeluarkan the Bavarian untuk memboyong Gotze dari Dortmund. Namun dengan bakat yang dimiliki, pemain 25 tahun tersebut gagal mengulangi performa impresif kala memperkuat the Borrusian. (AFP/Christof Stache)

Saat memperkuat Borussia Dortmund pada 2010, Mario Gorte dianggap sebagai Lionel Messi versi Jerman. Tiga tahun kemudian, dia pindah ke Bayern Munchen.

Sayang, meski Bayern Munchen mendominasi Bundesliga, Gotze cuma merasakannya dari bangku cadangan. Sebab, dia jarang mendapatkan menit bermain dari pelatih Pep Guardiola.

"Secara teknis, Guardiola adalah aset yang luar biasa. Tapi, dia sangat fokus pada permainan dan tidak memikirkan pemain di luar rencananya. Dia tidak memiliki banyak empati, dan empati adalah bagian dari menjadi pelatih kelas dunia," ucap Gotze.

 

 


3. Samuel Eto'o

Samuel Eto'o - Samuel Eto'o merupakan predator mematikan yang pernah dimiliki Barcelona pada 2004-2009. Selama lima musim berkostum Barcelona, Eto'o mencatatkan 130 gol dari 199 penampilan di berbagai kompetisi. (AFP/Lluis Gene)

Samuel Eto'o adalah salah satu dari banyak korban dari revolusi Pep Guardiola di Barcelona pada 2008 dan 2009. Striker asal Kamerun itu menjadi bagian penting dari sukses Barcelona meraih tiga trofi pada 2008/09, tetapi tidak akur dengan Guardiola.

Saat datang, Guardiola langsung menjual Ronaldinho dan Deco. Semusim kemudian, giliran Eto'o yang ditendang dari Camp Nou.

"Pep Guardiola telah menjalani seluruh hidupnya di Barcelona, tetapi selama tahun-tahun yang saya habiskan di Barcelona, dia tidak memahami skuat. Dia tidak menjalani kehidupan grup kami," kata Eto'o.

Eto'o meninggalkan Barcelona untuk bergabung dengan Inter Milan dan memenangkan tiga trofi lagi di bawah Jose Mourinho pada musim 2009-10. Dia secara terbuka mengungkapkan permusuhannya dengan Guardiola dan mengklaim memiliki hubungan yang jauh lebih baik dengan Jose Mourinho dan pelatih legenda Spanyol Luis Aragones.

 

 


2. Yaya Toure

Yaya Toure (Pantai Gading) - Yaya Toure adalah gelandang box to box yang pernah menjadi tumpuan Manchester City di Premier League. Toure berhasil menjuarai tiga gelar Premier League, tiga titel Piala FA, dan satu Community Shield bersama Manchester City. (AFP/Oli Scarff)

Yaya Toure bermain di bawah asuhan Pep Guardiola di Barcelona dan Manchester City. Tapi, pemain asal Pantai Gading itu selalu diabaikan juru taktik asal Spanyol tersebut.

Meski kehadiran Xavi dan Andres Iniesta telah menghambat peluangnya di tim utama Barcelona, Yayamerupakan salah satu pemain kunci di Manchester City. Tapi, ia kehilangan posisinya setelah Guardiola datang.

"Dia kejam kepada saya. Apakah Anda benar-benar berpikir dia bisa seperti itu dengan Iniesta? Sampai-sampai saya bertanya pada diri sendiri apakah itu karena warna kulit saya. Saya bukan yang pertama, pemain Barca lainnya mengajukan pertanyaan itu," ucap Yaya.

 

 


1. Zlatan Ibrahimovic

Kehebatannya di Inter Milan membuat Zlatan Ibrahimovic langsung diboyong oleh raksasa La Liga Spanyol, Barcelona. Namun kariernya mandek di negeri matador karena tidak cocok dengan strategi dari pelatih La Blaugrana, Pep Guardiola yang membuatnya dilepas ke AC Milan. (AFP/Lluis Gene)

Zlatan Ibrahimovic bergabung dengan Barcelona di bawah asuhan Pep Guardiola pada 2009. Awalnya dia cukup sukses di klub Catalan.

Kemunculan Lionel Messi membuat Ibrahimovic tidak nyaman bermain. Pasalnya, ia terpaksa bermain di sayap untuk mengakomodasi Messi bermain sebagai penyerang tengah. Striker asal Swedia tersebut mengaku tidak menerima perubahan taktik Guardiola itu.

Ibrahimovic sangat marah usai Barcelona disingkirkan Inter Milan di semifinal Liga Champions. "Saya berteriak: 'Kamu tidak punya nyali!'," ucap Ibrahimovic. "Kamu bisa pergi ke neraka!" imbuhnya.

"Saya benar-benar kehilangannya, dan Anda mungkin mengira Guardiola akan mengatakan beberapa kata sebagai tanggapan, tapi dia adalah seorang pengecut yang tak berdaya. Dia pergi begitu saja, tidak pernah menyebutkannya lagi, tidak sepatah kata pun," kata Ibrahimovic.

Ibrahimovic bisa dibilang pemain yang bermasalah dengan Guardiola. Tapi, sukses Guardiola memberi 14 trofi selama empat musim melatih Barcelona sulit diperdebatkan. Dia akan selalu dikenang sebagai salah satu pelatih paling sukses yang menghiasi permainan indah ini. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya