Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia sepakat bekerja sama dengan miliarder asal Australia, Andrew Forest untuk membangun industri hijau di tanah air. Penandatanganan kesepakatan kerja itu dihadiri langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Jakarta Pusat.
"Hari ini saya dan Andrew telah menandatangi akta kesepakatan tentang industri hijau," kata Luhut dalam sambutannya, Jakarta, Jumat (4/9/2020).
Advertisement
Dalam sambutannya, Luhut mengapresiasi kunjungan Andrew Forrest dan Fortescue Metals Group (FMG) yang menghadiri langsung penandatangan perjanjian kerja sama. Acara ini menjadi langkah penting hubungan kedua belah pihak dalam mengembangkan industri energi terbarukan di Indonesia.
"Khususnya dalam mengembangkan energi terbarukan. Energi untuk mendukung industri hijau yang memiliki nilai tambah," kata Luhut.
Selain itu, Luhut juga menjadi saksi atas penandatangan Letter of Intent antara Andrew Forest dan Wakil Menteri Nanti Hendriarti. Penandatanganan ini bertujuan untuk mengurangi kebocoran plastik laut ke perairan Indonesia secara subtansial.
Sebagai dua negara besar yang memiliki potensi mineral dan energi terbarukan cukup besar, Indonesia-Australia dapat berkolaborasi. Sheingga menjadi kunci pemain enegrgi terbarukan dan industri hijau global.
Atas dua perjanjian kerja sama ini semakin menguatkan hubungan Indonesia-Australia yang dekat, strategis dan menunjunjukkan hubungan antara warga keuda negara. Luhut meyakini hal ini akan memperkuat kemitraan dua negara ini untuk membangun masa depan bersama.
"Saya yakin, upaya kami hari ini akan memeperkuat landasan kemitraan untuk membangun masa depan yang lebih cerah bersama," kata Luhut.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Miliarder Australia Andrew Forrest akan Kembangkan Energi Baru Terbarukan di Indonesia
Sebelumnya, Miliarder asal Australia Andrew Forrest yang merupakan pemilik Fortescue Metals Group (FMG) bakal membantu mengembangkan energi baru terbarukan dari hulu ke hilir di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Andrew saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
"FMG akan membantu mengembangkan teknologi baru nol karbon dan membangun industri dari hulu ke hilir di Indonesia," kata Andrew dalam keterangan pers Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Andrew menargetkan proyek ini akan diselesaikan dalam waktu 10 tahun. Dia mengaku telah berkeliling ke banyak negara termasuk di Indonesia. Hingga akhirnya dia memutusakan memilih Indonesia menjadi tempat pengembangan energi hijau.
Delegasi FMG menilai pembangunan industri hijau di Indonesia akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama yakni proses produksi energi terbarukan. Dalam hal ini, Indonesia memiliki potensi sumber tenaga air sebesar 60 GW dan 20 GW sumber panas bumi.
Tahap kedua yakni energi terbarukan yang telah diproduksi akan melalui tahap transmisi. Dari proses ini akan menghasilkan berbagai macam produk hijau seperti baja, metal, hingga bentuk energi lainnya termasuk pupuk. Produk ini kata Andrew akan diangkut ke pelabuhan, untuk kemudian dipasarkan.
“Dalam prosesnya, FMG berkomitmen untuk membantu pemberdayaan ekonomi dan sumber daya manusia di Indonesia dengan membuka kesempatan pekerjaan dan pelatihan bagi warga setempat," kata Andrew.
Sehingga kerja sama antara Indonesia-Australia ini akan berdampak pada diversifikasi dan peningkatan keterampilan. Hal ini pun telah banyak dilakukan FMG dengan berbagai perusahaan termasuk di Australia.
Advertisement