Proyek Kapal Selam Pertama Indonesia Dipastikan Lanjut Tahun Depan

Hal ini dibuktikan dengan rencana penyuntikan modal berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) ke PT PAL Indonesia untuk pengembangan kapal selam.

oleh Athika Rahma diperbarui 04 Sep 2020, 12:33 WIB
Kapal Selam Alugoro buatan PT PAL. Dok PAL
Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan proyek perakitan kapal selam pertama milik Indonesia yang diproduksi PT PAL Indonesia dilanjutkan tahun depan. 
 
Hal ini dibuktikan dengan rencana penyuntikan modal berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) ke PT PAL Indonesia untuk pengembangan kapal selam. Nilainya mencapai Rp 1,3 triliun.
 
Rencana tersebut sudah tercantum dalam dokumen Buku II Nota Keuangan Beserta RAPBN Tahun Anggaran 2021.
 
"Dalam mendukung teknologi pembangunan kapal selam serta meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista dari luar negeri, Pemerintah dalam RAPBN tahun 2021 memberikan dukungan melalui pemberian PMN kepada PAL Indonesia," demikian dikutip Liputan6.com dalam dokumen Buku II Nota Keuangan halaman 5-25, Jumat (4/9/2020). 
 
Adapun, proyek pengembangan kapal selam menjadi 1 dari 7 rencana percepatan pembangunan infrastruktur oleh BUMN yang menjadi program prioritas pemerintah tahun 2021. 
 
Dijelaskan, PMN kepada PT PAL Indonesia (Persero) dalam RAPBN tahun 2021 merupakan kesinambungan dari PMN yang telah diberikan pada tahun 2015 yang akan dimanfaatkan untuk mendukung penguasaan teknologi pembangunan kapal selam melalui kesiapan fasilitas, peralatan, dan Sumber Daya Manusia (SDM), serta memperbaiki struktur permodalan.
 
Porsi terbesar dari penggunaan tambahan dana PMN 2021 untuk PT PAL akan digunakan untuk penyiapan fasilitas pendukung pembangunan dan perawatan kapal selam dalam rangka menunjang proses pembangunan kapal selam secara Whole Local Production (WLP). 
 
Nantinya, di dalamnya akan terdapat pengadaan shiplift yang merupakan fasilitas utama dan vital untuk mendukung kegiatan docking dan undocking kapal selam karena akan memperkecil risiko pada saat launching, mempersingkat waktu, dan menghemat biaya.
 
Diharapkan, rencana penggelontoran modal tersebut dapat mendukung penguasaan teknologi pembangunan kapal selam melalui kesiapan fasilitas, peralatan, dan SDM, memperbaiki struktur permodalan perseroan, serta meningkatkan kapasitas usaha. 
 
"Selain itu, dalam jangka panjang dengan dikuasainya teknologi pembangunan kapal selam dapat meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista luar negeri," demikian dikutip dari dokumen Buku II Nota Keuangan

Tonton Video Ini


Mengenal Kapal Perang Penjelajah Samudera Buatan Indonesia

Kapal perang angkut tersebut mampu mengangkut 500 personel sekali berlayar dan satu helikopter. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Dalam industri pertahanan, Indonesia terus berkomitmen untuk menciptakan kemandirian. Melalui PT PAL Indonesia (Persero), Indonesia terus memperkuat perannya dalam produsen kapal-kapal perang di dunia.

Filipina, menjadi salah satu negara yang mepercayakan PT PAL Indonesia (Persero) untuk memperkuat armada lautnya.

Dikutip dari laman PT PAL Indonesia (Persero), Jumat (21/8/2020), pada Mei 2017 ketika mentari pagi menyapa di horizon timur, Kapal kedua Strategic Sealift Vessel (SSV 123) meter bernama BRP Davao Del Sur-602 yang akan diserahkan kepada Departemen Pertahanan Nasional (DND) Filipina meninggalkan tempat kelahirannya PT PAL Indonesia (Persero) di Dermaga Ujung Surabaya.

Kapal ini berlayar selama lima hari mengarungi Laut Jawa, kemudian menyusuri Selat Makassar, memasuki Laut Sulawesi dan Laut Sulu sebelum berlabuh di pangkalannya kelak di Manila, Filipina.

Sebelumnya di tahun 2016 PT PAL Indonesia (Persero) telah melakukan delivery kapal serupa yang diberi nama BRP Tarlac-601 oleh DND Filipina. BRP Davao Del Sur-602 di-delivery kepada DND Filipina untuk dioperasikan oleh Angkatan Laut Filipina dalam seremoni yang dilaksanakan pada 31 Mei 2017.

PT PAL Indonesia (Persero) merupakan galangan kapal terbesar di Indonesia yang memiliki salah satu portofolio bisnis technology development.

Aplikasi dari technology development tersebut menjadikan PT PAL Indonesia (Persero) memiliki kemampuan desain utuh kapal secara mandiri. Salah satunya adalah SSV yang paten desainnya telah diakui sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) PT PAL Indonesia (Persero).

Paten desain tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor paten IDP000054364 pada 1 November 2018. Sehingga PT PAL Indonesia (Persero) adalah satu-satunya galangan di dunia yang berhak melakukan rancang dan bangun produk kapal SSV serta varian-varian pengembangannya. 2 unit kapal SSV yang merupakan hasil rancang bangun PT PAL Indonesia (Persero) saat ini telah dioperasikan oleh Angkatan Laut Filipina.

SSV 123 meter merupakan family dari Kapal Landing Platform Dock (LPD) yang dirancang-bangun serta merupakan trademark PT PAL Indonesia (Persero). Memiliki fungsi asasi sebagai kapal pendukung atau support dalam pelaksanaan operasi militer. Dalam strategi peperangan laut modern kapal SSV memiliki nilai strategis karena mampu menghadirkan efek kejut atau pendadakan strategis terhadap musuh melalui kapabilitasnya untuk menerjunkan pasukan pendarat tempur secara cepat dan masif di pantai garis depan musuh.

Kapal tersebut nature-nya merupakan kapal pendukung Operasi Militer Perang / Military Operation War (OMP/MOW), pada masa damai kapal tersebut dapat difungsikan dalam Operasi Militer Selain Perang / Military Operation Other Than War (OMSP/MOOTW).

Dalam misi OMSP, Kapal SSV dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Tidak terbatas pada scope tersebut, Kapal SSV juga memiliki tugas pelaksanaan misi naval diplomacy.

Kapal SSV memiliki spesifikasi panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, bobot 7200 ton dan kecepatan maksimal 16 knots. Kapal SSV mampu mengangkut maksimal 621 personel dan 12 unit kendaraan militer, serta mengakomodasi 3 helikopter.

Masing-masing dilengkapi dengan dua unit wahana pendarat (LCU) 23 meter untuk menerjunkan pasukan pendarat tempur di wilayah pantai musuh dan 2 unit Rigid Hull Inflatable Boats (RHIB) untuk melaksanakan misi strategis anti terorisme laut dan inspeksi. Jangkauan operasi kapal tersebut minimal 7.500 mil laut.

Saat ini kedua SSV yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Filipina merupakan kapal support terbesar dan tercanggih yang dimiliki.

Kapal pertama BRP Tarlac-601 dikirim PT PAL pada tahun 2016 dan diikuti oleh kapal kedua BRP Davao Del Sur-602 satu tahun kemudian.

Kedua kapal SSV tersebut segera mengikuti misi operasi tempur untuk memberantas pemberontakan dan terorisme di Filipina Selatan yang berfungsi kapal komando sekaligus kapal penerjun pasukan pendarat tempur untuk melaksanakan serangan pendadakan strategis terhadap basis pemberontak dan teroris. Dengan hadirnya kedua kapal SSV, operasi berjalan semakin efektif dan efisien.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya