Facebook Setop Terima Iklan Politik Jelang Pilpres AS

Facebook menghentikan penerimaan iklan politik baru di platformnya, jelang Pemilihan Presiden AS yang akan diselenggarakan 3 November mendatang.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Sep 2020, 13:50 WIB
Facebook (JUSTIN SULLIVAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook menghentikan penerimaan iklan politik baru di platformnya, jelang Pemilihan Presiden AS yang akan diselenggarakan 3 November mendatang.

Langkah ini merupakan upaya Facebook untuk mengurangi risiko penyebaran disinformasi dan intervensi terkait hasil Pilpres AS. Demikian dikutip dari Reuters, Jumat (4/9/2020).

Kendari menolak iklan politik baru, Facebook akan terus mengizinkan kampanye dan menampilkan iklan politik yang sudah ada di sistem.

Sebagai imbasnya, Facebook akan mengizinkan pengiklan politik mengubah jumlah pengeluaran dan pengguna yang tertarget yang diinginkan. Namun Facebook akan mengatur dan menyesuaikan konten atau desain iklannya.

Kandidat dan komite aksi politik akan dapat membeli iklan yang sudah jadi bagian dari kesepakatan, setidaknya hingga satu tayangan pada 27 Oktober.

Pengiklan juga dapat memilih untuk menargetkan iklan yang ada di grup berbeda untuk menyesuaikan belanja iklannya. Namun, pengiklan tidak akan dapat meluncurkan kampanye kreatif baru.


Buat Label

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Facebook juga mengatakan, telah membuat sebuah label untuk unggahan dari kandidat atau kampanye yang mengklaim kemenangan sebelum hasil Pilpres resmi diumumkan.

"Hal ini tentu akan berlaku untuk presiden setelah kebijakan ini diberlakukan. Kebijakan ini akan berlaku setara untuk semua orang," kata CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebut, dalam wawancara dengan CBS News, seperti dikutip Reuters.

Dalam unggahan di Facebook atas perubahan ini, Zuckerberg mengatakan, dirinya prihatin dengan tantangan yang akan dihadapi para pemilih pada tahun ini, karena adanya pandemi Covid-19. Pasalnya, pandemi membuat adanya lonjakan dalam pemungutan suara melalui surat.


Bisa Beli Iklan Lagi Setelah Hari Pemilihan

Tawa Mark Zuckerberg sebelum dirundung masalah pencurian data pengguna Facebook. (AFP/JUSTIN SILLIVAN)

"Pemilu AS tinggal dua bulan lagi, dengan Covid-19 mempengaruhi komunitas di seluruh negeri, saya prihatin dengan tantangan yang dapat dihadapi orang, saat memberikan suara," katanya.

"Saya juga khawatir karena bangsa kita begitu terbelah dan hasil pemilu yang berpotensi memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk diselesaikan akan meningkatkan risiko kerusuhan sipil di seluruh negeri," kata Zuckerberg, melanjutkan.

Juru Bicara Facebook menyebut, pengiklan politik bisa melanjutkan pembuatan iklan baru setelah hari pemilihan selesai.

(Tin/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya