Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan tengah gencar melakukan gerakan kampanye masker nasional mencegah penularan COVID-19. Kampanye Masker, Jangan Kendor, Disiplin Pakai Masker akan menyasar ke daerah-daerah di Indonesia, yang dilakukan dinas kesehatan provinsi, UPT Kemenkes serta Poltekkes.
Namun, muncul pendapat di kalangan masyarakat bahwa kampanye masker dianggap terlambat. Apalagi melihat tren kasus konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia dan kematian juga kian bertambah. Banyak pihak yang mengatakan seharusnya kampanye masker dilakukan jauh-jauh hari tatkala penyebaran COVID-19 belum meluas.
Advertisement
"Soal anggapan telat ya. Sesuai jargon, kita menggunakan masker itu Jangan Kendor, sekali lagi, Jangan Kendor. Imbauan penggunaan masker kan sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari," ujar Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Riskiyana Sukandhi Putra saat seminar virtual, Jumat (4/9/2020).
"Terlebih lagi pas April 2020 yang mana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong untuk pemakaian masker. Jadi, semua wajib pakai masker. Kemudian pada waktu Idul Adha kemarin, kami juga mendorong salat dan pelaksanaan kurbannya tetap berpatok pada disiplin penggunaan masker."
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Sebuah Upaya yang Berlanjut
Riskiyana menekankan, kampanye masker nasional merupakan sebuah upaya berkelanjutan dari imbauan penggunaan masker yang sudah digaungkan.
"Jadi, kampanye masker nasional merupakan cerita terusannya (berlanjut), bukan hanya cerita baru mulai sekarang ini. Intinya, kami lebih menggalakkan pemahaman penggunaan masker kepada masyarakat," ujarnya.
Untuk Kampanye Pakai Masker ini dilakukan 10 Agustus – 6 September 2020. Kemenkes juga akan melakukan kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada 7 September- 6 Oktober 2020 serta kampanye Jaga Jarak pada 7 Oktober - 6 November 2020.
"Ketiga kampanye ini masing-masing mempunyai prioritas-prioritas pesan pencegahan COVID-19," ujar Riskiyana.
Advertisement