Trik Kecoh Pencuri Sepeda dengan Kotoran Burung

Inovasi ini dihadirkan berdasarkan laporan kebanyakan pelaku kejahatan akan menuntun sepeda curiannya.

oleh Asnida Riani diperbarui 07 Sep 2020, 04:03 WIB
Ilustrasi Bersepeda Credit: pexels.com/Pawel

Liputan6.com, Jakarta - Walau terbilang negara dengan tingkat kriminalitas rendah, bukan berarti sama sekali tak ada pencuri di Jepang. Salah satu yang kerap diantisipasi adalah pencuri sepeda.

Upaya mencegah kejahatan ini, sebagaimana dilansir dari laman AsiaOne, Jumat, 4 September 2020. membuat penjual sepeda lokal di Jepang memutuskan mendesain stiker kotoran burung.

Village Vanguard belum lama ini telah secara resmi merilis Bird Poo Crime Prevention Stickers berbahan karet yang tampak persis seperti kotoran burung. Stiker dengan dominasi warna putih ini dilengkapi detail seolah kotoran tersebut sudah sedikit berantakan sehingga tampak lebih nyata.

 

Perusahaan Jepang desain stiker mirip kotoran burung untuk hindari pencurian sepeda. (dok. situs web Village Vanguard)

Desain di balik penciptaan stiker ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan laporan media lokal, kebanyakan pencuri hanya akan menuntun sepeda curian mereka.

Berangkat dari teori ini, maling sepeda diharapkan akan berpikir dua kali saat hendak melakukan aksinya. Pasal, mereka akan dilanda malu menuntun sepeda seolah ada kotoran burung di jok sepeda.

Stiker berisi tiga pack ini dijual secara daring seharga 1.430 yen (Rp198 ribu). Pihak penjual mengatakan untuk selalu memastikan stiker tertempel sempurna karena Anda tentu tak mau turun dari sepeda dengan aksen kotoran burung menempel di celana.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bersepeda di Masa Pandemi

Ilustrasi Bersepeda (dok. Unsplash.com/@flo_karr)

Beberapa waktu lalu lewat konferensi pers daring, spesialis kedokteran olahraga Andhika Raspati memberi beberapa tips aman bersepeda di masa pandemi.  "Kalau kita bicara bersepeda atau berolahraga di tempat yang ramai, mau-tidak mau terpaksa pakai masker karena berisiko saling menularkan droplet," ucapnya.

Apabila harus menggunakan masker, Andhika menyarankan agar seseorang menurunkan intensitas dalam bersepeda. Hal ini dilakukan demi mencegah masalah kesehatan yang bisa dialami ketika mengenakan masker saat beraktivitas fisik.

Andhika menegaskan bahwa pengguna sepeda tetap harus menjaga keamanan dalam berkendara, salah satunya dengan menggunakan helm. Selain itu, saat berkendara di malam hari, pengguna disarankan memakai bantuan pencahayaan seperti reflective sticker atau jersey yang membuat pengendara mudah terlihat kendaraan lain.

Beberapa orang tampak tak langsung pulang usai bersepeda bersama teman-temannya. Untuk ini, ia menyarankan agar masyarakat yang selesai bersepeda tidak perlu nongkrong atau berkumpul. Sementara, menurut Poetoet Soedarjanto, Ketua Bike2Work Indonesia, ketika bersepeda, sebaiknya dilakukan sendiri atau maksimal lima orang saja.

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya