Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus konsisten menjamin ketersediaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) sampai ke seluruh pelosok negeri di tengah masih merebaknya pandemi Covid-19.
Sejak pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan memasuki era Adaptasi Kehidupan Normal (AKB), konsumsi BBM sektor retail terus mengalami peningkatan hingga mencapai 122 ribu kilo liter per hari atau 7 persen di bawah rerata konsumsi normal sebelum pandemi.
Advertisement
VP Corporate Communication Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina menjamin stok dalam kondisi aman dan berkomitmen penuh memastikan penyaluran seluruh jenis BBM berjalan lancar, termasuk jenis Premium dan Pertalite. Menurutnya, saat ini ketahanan stok BBM nasional berada dikisaran level 26 hari.
"Seluruh produk tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap membeli BBM sesuai dengan konsumsi harian," ucapnya, Jumat (4/9/2020).
Fajriyah menambahkan, tercatat sejak pelonggaran PSBB pada awal Juni lalu, konsumsi BBM terus mengalami peningkatan. Pada masa PSBB, konsumsi BBM nasional turun sekitar 25 persen, bahkan penurunan di beberapa daerah mencapai 50 persen. Namun, kini konsumsi terus merangkak naik mendekati kondisi penyaluran normal.
Disinggung tentang rencana penghapusan BBM jenis Premium, Fajriyah menegaskan bahwa Pertamina tetap komitmen melaksanakan penugasan dari Pemerintah untuk menyalurkan Premium berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 43 Tahun 2018.
"Berdasarkan penugasan dari Pemerintah, saat ini Pertamina masih menyalurkan dan menyediakan Premium di Indonesia dan menjangkau wilayah 3T dalam program BBM Satu Harga," pungkas Fajriyah.
Hingga Juli 2020, Penjualan BBM Subsidi Capai 8,07 Juta KL
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penjualan volume BBM bersubsidi sampai dengan bulan Juli 2020 sebesar 8,07 juta KL (kiloliter). Terdiri dari minyak tanah sebesar 0,27 juta KL dan solar sebesar 7,8 juta KL.
Sementara untuk outlook volume BBM bersubsidi tahun 2020, yakni sebesar 15,06 juta KL. Terdiri dari minyak sebesar 0,48 juta KL dan minyak solar sebesar 14,58 juta KL.
“Berdasarkan Raker tanggal 29 Juni 2020, volume BBM bersubsidi tahun 2021 disepakati 15,79 sampai dengan 16,3 juta KL. Yang terdiri dari minyak tanah sebesar 0,48 sampai 0,5 juta KL, dan minyak solar sebesar 15,31 sampai 15,8 juta KL,” beber Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan komisi VII, Rabu (2/9/2020).
Dengan mempertimbangkan realisasi outlook tahun 2020 serta hasil Raker 29 Juni 2020, lanjut Arifin, maka volume BBM bersubsidi pada nota keuangan RAPBN 2021 ditetapkan sebesar 16,3 juta KL. Terdiri dari minyak tanah 0,5 juta KL dan solar sebesar 15,8 juta KL.
Kemudian, realisasi kuota volume LPG 3 kg tahun 2020, sampai bulan Juni 2020 sebesar 4,1 juta Metrik ton (MTon). Sedangkan outlook sampai dengan akhir tahun 2020 diperkirakan sebesar 7 juta MTon.
“Berdasarkan hasil Raker 29 Juni 2020, kuota volume LPG 3 kg tahun 2021 disepakati sebesar 7,5 sampai dengan 7,8 juta Metrik ton. Sedangkan volume LPG 3 kg dalam nota keuangan RAPBN tahun anggaran 2021 ditetapkan sebesar 7 juta MTon,” papar Arifin.
Advertisement