Penjelasan Ruang Guru Keluar dari Platform Digital Kartu Prakerja

Saat ini Ruang Guru beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan dalam Kartu Prakerja saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2020, 18:15 WIB
Ilustrasi Ruangkelas yang baru diperkenalkan Ruangguru. (Doc. Ruangguru)

Liputan6.com, Jakarta - Head of Corporate Communications Ruangguru, Anggini Setiawan, memberikan penjelasan mengenai mundurnya Ruang Guru dari platform digital program Kartu Prakerja. Dia mengatakan, saat ini perusahaan beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan dalam Kartu Prakerja saja.

"Semenjak dibukanya gelombang 4 Program Kartu Prakerja, Skill Academy by Ruangguru telah beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan dalam Kartu Prakerja," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (4/9).

Ruang Guru berharap pilihan untuk beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan akan lebih meningkatkan kualitas layanannya bagi seluruh pengguna, termasuk bagi peserta Program Kartu Prakerja. Untuk merealisasikan visi ini, langkah strategis yang perlu diambil adalah fokus mengalokasikan sumber daya yang dimiliki untuk menjaga dan meningkatkan standar kualitas pendidikan dan pelatihan yang ditawarkan, serta melahirkan inovasi-inovasi baru yang berorientasi pada konsumen.

Dia menambahkan, keluarnya Ruang Guru dari platform digital Kartu Prakerja juga tidak merugikan para pelatihan yang selama ini bermitra dengan Skill Academy. Sebab mitra lembaga pelatihan dapat tetap menawarkan kelas-kelas pelatihannya di laman Skill Academy.

Hanya saja pembedanya ke depan adalah metode pembayaran, dimana mereka hanya dapat melakukan pembayaran dengan metode lainnya (seperti kartu kredit atau bank transfer), tidak lagi dengan Kartu Prakerja.

"Mitra akan tetap menerima pembayaran dari seluruh transaksi yang terjadi selama Program Kartu Prakerja gelombang 1, 2 dan 3, setelah kami melakukan rekonsiliasi transaksi dan menerima pembayaran dari Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja dan setelah dipotong sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku," kata dia.

Skill Academy juga menerapkan kebijakan komisi 0 persen kepada seluruh mitra lembaga pelatihan di platform digital Skill Academy sejak dimulainya Program Kartu Prakerja hingga saat ini, agar dapat turut mendukung ekosistem pelatihan di Indonesia.

Dia menekankan, Skill Academy akan tetap menyediakan pelatihan bagi semua. Setiap individu dapat mengambil kelas pelatihan di Skill Academy dengan menggunakan berbagai metode pembayaran, seperti: kartu kredit, bank transfer, e-wallet (Go-Pay, OVO), minimarket, dan Kartu Prakerja.

Bagi para peserta Prakerja yang ingin menggunakan saldo kartu Prakerja untuk mengikuti pelatihan di Skill Academy dapat melakukan transaksi dengan mitra resmi platform digital Kartu Prakerja yang telah ditunjuk oleh pemerintah dan yang telah bekerja sama dengan Skill Academy, seperti: Tokopedia.

Sememtara itu, Head of Communications Program Kartu Prakerja, Louisa Tahutu mengatakan, keluarnya Ruang Guru dari platform digital Kartu Prakerja tidak akan mengganggu dan mempengaruhi pelatihan yang sudah berjalan. Apalagi saat ini kata dia, ada 78 digital dengan 165 lembaga pelatihan yang menyediakan lebih dari 2000 jenis pelatihan yang dapat dipilih oleh peserta Kartu Prakerja

"Untuk masalah keputusan Ruang Guru (keluar) sebaiknya ditanyakan langsung ke Ruang Guru," tandas dia.

Seperti diketahui, sebelumnya ada 8 digital platform yang menjadi mitra digital program Kartu Prakerja. Di antaranya Tokopedia, Ruangguru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Pijar Mahir, Sekolahmu, serta Sistem Informasi Ketenaga Kerjaan (Sisnaker) Kementerian Tenaga Kerja.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tembus 15 Juta Pendaftar, Pemda Diminta Rajin Sosialisasikan Kartu Prakerja

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggelar rapat virtual dengan kepala desa dan camat se-Banyuwangi.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian bersinergi dengan Pemerintah Daerah untuk sukseskan progran Kartu Prakerja.

Program Kartu Prakerja merupakan program yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM melalui pembekalan kompetensi kerja dan/atau kewirausahaan (skilling), peningkatan kompetensi kerja dan/atau kewirausahaan (upskilling), dan alih kompetensi kerja (reskilling) bagi tenaga kerja di Indonesia.

Namun, dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), dilakukan refocusing Program Kartu Prakerja menjadi program semi bantuan sosial (bansos). Pasalnya, banyak pekerja yang terkena PHK ataupun dirumahkan. Hal ini tertuang dalam berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2020

“Dengan demikian, Program Kartu Prakerja juga berfungsi sebagai jaring pengaman sosial lewat insentif yang diperbesar jumlahnya agar dapat membantu meringankan biaya hidup masyarakat yang terdampak,” tutur Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono, dalam acara Sosialisasi Kebijakan Program Kartu Prakerja (Wilayah Jabar I), di Bekasi, Jumat (4/9/2020).

Pemerintah juga telah melakukan perbaikan tata kelola program yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 76 Tahun 2020 sebagai penyempurnaan ketentuan yang sebelumnya diatur dalam Perpres No. 36 Tahun 2020. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) No. 11 Tahun 2020 menjadi aturan pelaksanaan Perpres tersebut.

"Perubahan ini menjaga tata kelola, jadi secara akuntabilitas bisa dipertanggungjawabkan bersama-sama,” ungkapnya.

Sejak dimulai pada 11 April 2020, pendaftaran Program Kartu Prakerja mendapatkan respon yang positif dari masyarakat. Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat yang sangat tinggi untuk mengikuti program ini.

Pendaftaran Kartu Prakerja di situs resmi www.prakerja.go.id sampai saat ini telah mencapai 15,9 juta orang pendaftar. Dari 6 gelombang pendaftaran, telah ditetapkan sebanyak 3 juta orang penerima Kartu Prakerja dari 34 provinsi se-Indonesia. Sebanyak 849.921 orang telah menyelesaikan pelatihan pertamanya dan 610.563 orang telah menerima insentif.

Selanjutnya, dalam ekosistem Program Kartu Prakerja, sekarang terdapat 7 platform digital, 4 mitra pembayaran dan 165 lembaga pelatihan yang menyediakan lebih dari 2.000 jenis pelatihan.

“Jumlah ini akan terus meningkat seiring bertambahnya mitra dan jenis pelatihan yang akan divalidasi Manajemen Pelaksana, dan juga akan dinamis berkembang sesuai perkembangan di lapangan,” imbuh Susiwijono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya