Ini Alasan UMKM Alami Krisis Modal Saat Pandemi

Dana hibah Rp 2,4 juta dari pemerintah kepada UMKM digunakan untuk membantu pelaku usaha mikro yang terdampak pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2020, 20:47 WIB
BRI telah melakukan restrukturisasi terhadap lebih dari 134 ribu pelaku UMKM yang terdampak COVID-19 di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan dana hibah Rp 2,4 juta kepada UMKM dibuat untuk membantu pelaku usaha mikro yang terdampak pandemi Covid-19. Bantuan Produktif Presiden ini ditujukan bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha karena menurunnya permintaan dari masyarakat.

"Karena permintaan dan pendapatan turun, kita ingin kuatkan modal mereka," kata Teten dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Jumat (4/9).

Teten melanjutkan selama pandemi berlangsung banyak dari para pelaku usaha yang terpaksa menggunakan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga dan rumah tangga. Sebab pendapatan mereka berkurang drastis dari biasanya.

Di sisi lain, pelaku UMKM ini menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Akibat permintaanya menurun drastis, perputaran ekonomi pun terganggu.

"Harus diakui pemerintah saat ini sangat tergantung di UMKM karena mayoritas pengusaha di Indonesia pelaku UMKM," kata Teten.

Sehingga, pemerintah ingin mempercepat pemulihan ekonomi dengan memberikan bantuan dana hibah modal kerja. Dia berharap, para penerima bantuan ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan produktif, tidak dihabiskan semua untuk kepentingan konsumsi.

Direktur Bisnis Mikro Bank BRI, Supari menyebut sudah ada 63 juta pelaku UMKM yang terjangkau bantuan pemerintah. Bantuan tersebut tak hanya terpaku pada dana hibah modal kerja. Melainkan restrukturisasi kredit, subsidi bunga pinjaman dan skema pembiayaan lunak lainnya.

"Sesungguhnya 63 juta pelaku UMKM sudah terjangkau sampai hari ini," kata Supari.

Pemerintah juga telah memiliki cara dalam menyalurkan bantuan sesuai dengan kondisi dampak yang dialami. Hanya saja mungkin dalam pelaksanaanya membutuhkan proses.

"Hanya mungkin ada kepentingan kami yang butuh waktu tapi semua sudah kondusif, sekarang tinggal masyarakatnya disiplin menjalankan protokol kesehatan," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Banpres Rp 2,5 juta untuk UMKM Sudah Tersalur Rp 13,4 Triliun

Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyatakan, penyaluran bantuan presiden (Banpres) produktif usaha mikro sudah mencapai sekitar 61 persen dari anggaran sebesar Rp 22 triliun, per data 2 September 2020.

Artinya, sekitar Rp 13,4 triliun anggaran pemerintah untuk Banpres produktif UMKM ini sudah tersalurkan ke masyarakat sejak diluncurkan 24 Agustus 2020 lalu.

Teten menyatakan, penyerapan anggaran ini perlu dipercepat agar usaha mereka cepat pulih di tengah pandemi terutama bagi mereka yang permodalannya belum tersentuh oleh perbankan.

"Ini memang kita perlu percepat karena banyak usaha mikro terutama yang unbankable, yang belum pernah pinjam kredit ke perbankan, modal mereka sudah banyak tergerus untuk kebutuhan konsumsi keluarga sehari-hari," ujar Teten dalam tayangan virtual, Jumat (4/9/2020).

Nantinya, hingga akhir 2020 pemerintah menargetkan penerima Banpres produktif ini mencapai 12 hingga 15 juta penerima.

"Sekarang yang unbankable kita berikan Rp 22 triliun, dan kemungkinan akan terus ditambah sampai penerimanya 15 juta orang," katanya.

Senada dengan Menkop UKM, Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, program ini memiliki permintaan yang tinggi sehingga pihaknya optimis akan mencapai target penyaluran yang ditentukan.

"Kita melihat demandnya sangat bagus, dan penyerapannya pun baru diluncurkan dari 24 Agustus sudah Rp 13 triliun, seharusnya (target) ini bisa bisa capai. Malah ada rencana mungkin nanti mau ditambah saking lakunya," ujar Budi.

Sebagai informasi, hingga 2 September 2020 perkembangan penyaluran anggaran PEN untuk program UMKM mencapai Rp 58,53 triliun atau 47,41 persen dari pagu sebesar Rp 123,4 triliun. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya