Pembinaan Atlet Esports Butuh Dukungan Orang Tua dan Sekolah

Bimbingan yang tepat dari lingkup orang tua dan sekolah berkontribusi dalam proses melahirkan atlet-atlet esports berprestasi.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 05 Sep 2020, 04:29 WIB
Mobile Legends dikonfirmasi jadi salah satu judul gim esports yang dipertandingkan di SEA Games 2019. (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Peran orang tua dan sekolah dinilai sangat penting dalam memberikan dukungan maupun pengawasan kepada generasi muda yang menggemari game online. Tak hanya untuk mencegah dampak buruk, tapi juga menjadi bagian dalam proses pembinaan agar bermunculan atlet-atlet esports potensial.

Hal ini mengemuka dalam acara bincang media dengan tema Esports bagi Pelajar: Sinergi Peran Orang Tua dan Dukungan Sekolah yang digelar secara virtual oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI dan Indonesia Esports Premiere League (IESPL), Jumat (4/9/2020).

Jenal Aripin mengatakan upaya pemerintah mengembangkan esports dilandaskan pada visi mencetak sumber daya manusia Indonesia berkualitas unggul. Layaknya cabang olahraga lain, untuk mencetak atlet esports berprestasi harus ditekuni dengan baik dan berlatih disiplin sejak usia muda.

"Anak-anak muda yang menekuni esports, sama seperti bidang-bidang lainnya, harus punya keseimbangan. Peran orang tua dan sekolah juga sangat penting. Harus dinamis bagaimana mengarahkan ke hal-hal yang positif, lalu pertegas regulasi dalam lingkup rumah dan sekolah," kata pria yang menjabat kepala bidang olahraga prestasi internasional Kemenpora itu.

Ia menambahkan, bimbingan yang tepat dari lingkup orang tua dan sekolah berkontribusi dalam proses melahirkan atlet-atlet esports berprestasi. "Untuk mencetak atlet berprestasi itu ada proses. Mulai dari pemanduan bakat, kemudian identifikasi bakat atau memutuskan mana yang sekadar hobi mana yang bisa diarahkan prestasi," papar Jaenal.

"Maka itu kami setuju bahwa penguatan peran orang tua dan sekolah itu merupakan langkah yang sangat positif dalam pengembangan esports," imbuhnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pandangan Psikolog dan Akademisi

Psikolog klinis Ghea Amalia Arphandy berbicara tentang atlet Esports. (foto: istimewa)

Sementara itu, menurut psikolog Ghea Amalia Arphandy, orang tua dan sekolah yang merupakan ekosistem tumbuh kembang anak akan menjadi kunci untuk memaksimalkan dampak positif serta memutus dampak buruk bermain game.

"Peran keluarga sangat penting membentuk anak. Orang tua harus membaca dan menyelami seperti apa hobi dan permainan anaknya, sehingga memahami bagaimana menerapkan aturan yang kira-kira tepat bagi anak," tuturnya.

Pendapat serupa dikatakan Yohannes Paroloan Siagian. Director Somnium Esports ini juga berkiprah sebagai akademisi dan pernah menjabat Kepala Sekolah SMA 1 PSKD Jakarta. Dari kacamata Yohannes, kegemaran anak muda dalam bermain game apabila dikelola dan dibina dengan baik, dapat memberikan manfaat positif bagi pelajar.

Esports, menurutnya, juga membuka ruang-ruang baru di masa depan bagi anak muda untuk meraih kesuksesan. "Dulu orang tua dan guru itu satu-satunya sumber pengetahuan. Sekarang, anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan dari manapun," ucapnya.

"Maka itu, peran orang tua dan sekolah bergeser. Mereka harus menjadi interpreter, memberikan bimbingan dan jalan menuju gol akhir. Supporter terbesar anak adalah orang tuanya. Anak dengan kemampuan rendah kalau dapat support, akan berkembang lebih baik," imbuh Yohannes.

 

 


Anak Muda Indonesia Berpotensi

Ketua Pelaksana Piala Menpora Esports 2020 Giring Ganesha. (foto: istimewa)

Ketua Penyelenggara Piala Menpora Esports 2020 Giring Ganesha mengatakan potensi anak-anak muda Indonesia di bidang esports sangat besar. Karena itu, diperlukan wadah bagi anak-anak muda yang ingin menekuni esports dengan serius sehingga nantinya bisa sukses menjadi atlet profesional berprestasi.

Ia mengatakan Piala Menpora Esports 2020 lahir dari pemikiran tersebut sehingga memfokuskan pada peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Ia berharap semua stakeholder yang ada dalam ekosistem esports, termasuk orang tua dan sekolah bisa memberikan dukungan dan pengawasan yang tepat.

“Tujuan Piala Menpora Esports salah satunya adalah menjadi wadah anak-anak muda yang ingin menekuni esports. Dengan mengikuti turnamen mereka bisa mengenali potensinya sendiri, memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kemampuan," kata Giring.

"Tentunya peran orang tua dan sekolah tidak terlepas untuk memberikan dukungan dan bimbingan," pungkasnya.

 

 


Piala Menpora Esports 2020

Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama Indonesia Esports Premiere League (IESPL) menggelar Piala Menpora Esports 2020. (foto: istimewa)

Piala Menpora Esports 2020 merupakan kompetisi esports hasil kolaborasi antara Kemenpora, IESPL, dan AXIS. Bertujuan untuk melahirkan talenta-talenta muda, kompetisi ini menyasar generasi muda yang masih duduk di bangku SMP, SMA dan universitas.

Piala Menpora Esports 2020 mempertandingkan Mobile Legends: Bang Bang yang merupakan game besutan Moonton mengusung genre MOBA. Di babak kualifikasi, sebanyak 2.048 tim esports yang berkompetisi terbagi dalam 4 kloter dengan 512 tim per kloter.

Para pemain akan bertanding 5 vs 5 untuk terus melaju ke babak berikutnya. Babak Grand Final yang akan berlangsung pada 3 – 4 Oktober mendatang mempertemukan delapan tim terbaik dari 4 kloter untuk bersaing meraih gelar juara Piala Menpora Esports 2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya