Liputan6.com, Pasaman Barat - Hujan deras yang mengguyur pada Jumat, 4 September 2020, memicu aliran Sungai Batang Bayang meluap dan menyebabkan banjir di dua kecamatan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Setidaknya dua jembatan penghubung antar jorong (kelurahan) putus terbawa arus sungai. Ratusan warga di wilayah tersebut juga terdampak.
Baca Juga
Advertisement
Jembatan yang putus tersebut, berada di Jorong Lombok, Nagari Ujung Gading. Kemudian satu jembatan lagi di Jorong Simpang Gadang, Kecamatan Sungai Aur.
"Akses transportasi masyarakat terganggu akibat putusnya dua jembatan itu," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pasaman Barat, Decky Harmiko Sahputra kepada Liputan6.com, Sabtu (5/8/2020).
Ia menjelaskan tinggi air saat banjir sekitar 1,5 hingga 2 meter, namun saat ini sudah surut. BPBD juga terus berjaga di lokasi lantaran kondisi cuaca masih buruk.
Decky menyebut, masyarakat terdampak sebagian ada yang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kemudian juga ada yang bertahan di rumah masing-masing.
"Bantuan sembako pada korban terdampak banjir hari ini sudah disalurkan," ujarnya.
Terputusnya jembatan penghubung itu mengakibatkan terisolasinya beberapa jorong. Diperkirakan sebanyak 100 keluarga terdampak.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Waspada Potensi Hujan Lebat di Sumbar
Sementara ini, akses masyarakat yang terganggu akan dibantu dengan perahu karet agar masyarakat bisa menyeberang.
"Solusi selanjutnya mungkin akan dibangun jembatan darurat, nanti akan diputuskan lagi bersama instansi terkait," ujar Decky.
Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau memperkirakan hujan masih mengguyur sejumlah daerah beberapa hari ke depan.
BMKG Minangkabau juga mengeluarkan peringatan dini, waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Pasaman, Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman.
Selanjutnya Kabupaten Solok, Pesisir selatan, Kota Bukittinggi, Padang Panjang dan Solok. Hujan juga disertai angin kencang pada siang hingga malam hari.
"Waspadai bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor pohon tumbang," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha.
Advertisement