Klaster Mengerikan Covid-19 Pengawas Pemilu, Bawaslu Boyolali Nyaris Lumpuh

Dengan tambahan 36 kasus pada Jumat, hingga Sabtu (5/9/2020) ini klaster pengawas pemilu telah meluas hingga 70 kasus

Oleh SoloPos.com diperbarui 06 Sep 2020, 05:00 WIB
ilustrasi covid-19/copyright by Jarun Ontakrai (Shutterstock)

Boyolali - Lonjakan kasus baru Covid-19 di Boyolali paling banyak disumbang klaster pengawas pemilu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, pada Jumat (4/9/2020) saja, ada tambahan 36 kasus baru di klaster tersebut.

Padahal, pada Kamis (3/9/2020) tercatat ada 12 kasus baru di klaster pengawas pemilu di Boyolali. Sebelumnya, sudah ada 22 orang di klaster ini yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Dengan tambahan 36 kasus pada Jumat, hingga Sabtu (5/9/2020) ini klaster pengawas pemilu telah meluas hingga 70 kasus.

Lonjakan kasus Covid-19 di kalangan pengawas pemilu, tentu saja menjadi pukulan berat bagi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Boyolali yang saat ini seharusnya bekerja keras mengawasi pelaksanaan tahapan pemilihan kepada daerah.

Koordinator SDM dan Organisasi Bawaslu Boyolali, Muhamad Mahmudi, mengakui hasil tes swab para pengawas pemilu menunjukkan puluhan petugas terkonfirmasi Covid-19.

"Hasilnya ada puluhan anggota kami yang dinyatakan positif Covid 19. Kalau ditanya perasaannya, tentu kami sedih, kami terluka, kami terkapar betul,” kata dia kepada Solopos.com, di Boyolali, Sabtu.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Swab Massal Penyelenggara Pemilu

Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Dia menjelaskan tes swab terhadap pengawas pemilu memang sengaja dilakukan untuk menjamin keselamatan penyelenggara pemilu, terutama di jajaran pengawas pemilu, dan masyarakat pada umumnya.

Dia berharap dengan terungkapnya klaster yang menular di kalangan pengawas pemilu ini, Satgas Covid-19 Boyolali bisa segera mengambil langkah untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini.

“Sesungguhnya ini akan menjadi pintu awal bagi Satgas untuk kemudian melakukan atau memutus rantai penyebaran Covid-19 di Boyolali. Sebab kita tahu jajaran kami tersebar di 267 desa/kelurahan di Kabupaten Boyolali," urai dia.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan penambahan kasus baru pada Jumat didominasi dari petugas pengawas pemilu, yang terdeteksi 36 kasus baru.

Persebaran kasus itu di antaranya di Kecamatan Nogosari sebanyak tiga orang, Kecamatan Banyudono sebanyak delapan orang, dan Kecamatan Kemusu sebanyak tiga orang.

Selanjutnya, Kecamatan Mojosongo sebanyak empat orang, Kecamatan Selo sebanyak lima orang, Kecamatan Musuk sebanyak tiga orang, Kecamatan Cepogo tujuh orang, dan Kecamatan Teras sebanyak tiga orang.

Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya