Liputan6.com, Jakarta Untuk membuat penampilan terlihat lebih menarik tak sedikit wanita yang mewarnai rambutnya. Namun ada baiknya kalian menghindari untuk mewarnai rambut saat menstruasi ladies. Menurut penata rambut atau hair stylist, Anda harus menghindari sementara ketika ingin mewarnai rambut Anda sebelum Anda selesai menstruasi.
Baca Juga
Advertisement
Alasannya lantaran bahan kimia pada pewarna rambut dapat membuat kulit kepala Anda lebih sakit dari biasanya. Hal ini juga dipengaruhi karena kulit kepala Anda akan terasa lebih sensitif selama masa menstruasi.
Pewarna dan pelurus rambut kimiawi dapat menyebabkan trauma pada kulit kepala seperti peradangan dan memar. Selain itu, menghilangkan bulu tubuh yang tidak diinginkan dapat menyebabkan masalah serupa seperti mengecat rambut.
Terlebih lagi saat waxing alis atau kaki. Ini karena selama menstruasi tubuh mengalami perubahan fisik dan emosi. Melansir dari commonsensehairloss.com, berikut penjelasannya.
Saksikan Video Pilihan Dibawah Ini:
Hindari Waxing Saat Menstruasi
Rambut Anda tumbuh lebih cepat saat menstruasi karena peningkatan kadar hormonal. Rambut bisa tumbuh dalam 3 sampai 4 hari bila biasanya tumbuh dalam seminggu sampai 10 hari.
Sementara itu, karena kulit wanita lebih sensitif saat menstruasi pencukuran bulu atau waxing bisa terasa lebih menyakitkan. Bahkan dapat menimbulkan kemerahan atau memar. Untuk alasan ini, disarankan untuk melakukan pencukuran bulu atau waxing bulu di area badan setelah menstruasi Anda berakhir.
Advertisement
Kulit Lebih Sensitif
Penelitian dari University of Michigan pada tahun 2003 silam mengungkapkan bahwa perubahan kadar estrogen wanita, seperti yang terjadi selama siklus saat menstruasi dan kehamilan, dapat mempengaruhi sensitivitas nyeri saat mewarnai rambut.
Beberapa perempuan memang akan menjadi lebih sensitif selama menstruasi, tapi ada juga hal lain yang menunjukkan gejala sebaliknya. Sebaiknya hindari niat mewarnai rambut saat sedang ataupun sebelum menstruasi jika tidak ingin merasakan sensasi kulit kepala kita terasa terbakar atau gatal.
Penulis:
Fayola Gishlaine
Universitas Multimedia Nusantara