Liputan6.com, Surabaya - Sugeng Mulyono (56), ayah kandung dari sang primavista biola asal Surabaya, Jawa Nur Alam menyampaikan, pengambilan video yang ramai di media sosial tersebut terjadi sekitar 2,5 tahun lalu.
Sugeng mengungkapkan, video Jawa yang sedang bermain biola dengan menggendong seorang anak kecil itu malah viral duluan di Eropa.
Dari video itu, Jawa sampai dapat penghargaan dari shymponi orkestra Amerika Serikat, mendapatkan penghargaan dari profesor musik dari Spanyol dan dapat penghargaan dari orang Jerman.
"Jawa mau sekolah di mana saja akan dibiayai sama orang Jerman tersebut. Jadi tiga orang di negara tersebut sudah peduli dengan Jawa," ujar Sugeng saat berbincang dengan Liputan6.com, ditulis Sabtu, 5 September 2020.
Baca Juga
Advertisement
Sugeng mengaku, kalau pendiri Twilite Orchestra Addie MS juga sudah memberikan perhatian kepada Jawa dan Addie juga menyodorkan bantuan kepada Jawa.
"Saya berterima kasih banyak kepada Mas Addie MS yang selalu memberikan semangat dan mengapresiasi permainan biola Jawa," ucapnya.
Dikonfirmasi, apakah sudah ada perhatian dari pemerintah Indonesia, Pemprov Jatim ataupun Pemkot Surabaya? Sugeng menjawab masih belum.
"Tapi Jawa pernah menjadi juara dua kompetisi musim Keroncong, dan sertifikat juara itu dibuat untuk masuk sekolah SMPN 1 Surabaya lewat jalur prestasi," ujar Sugeng.
Sugeng berharap, Jawa bisa mewarnai Indonesia meski hanya selubang jarum.
“Ini negara mu Jawa, ini kota mu Jawa, ini desa mu Jawa, kamu harus memberikan satu vas bunga walaupun sekecil apapun warnai dengan banyak belajar, latihan yang banyak, tidak boleh sombong, dan Jawa juga pernah saya tanya kalau dia ingin menjadi musisi biola," ucap Sugeng.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Disebut Sang Primavista
Sugeng menuturkan, sang putri Jawa sudah bisa disebut dengan primavista biola. Primavista merupakan membaca dan memainkan sebuah karya musik tertulis, terutama ketika pemusik belum pernah melihat partitur musik tersebut sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan Sugeng berdasarkan ucapan dari guru Jawa yang mengakui, Jawa adalah primavista biola.
"Walaupun bukan otodidak tapi kalau istilah sekarang ini bisa dikatakan Jawa itu primavista biola atau di kasih buku sudah bisa bunyi memain biolanya," ujar Sugeng.
Sugeng menyampaikan, meski pun terbilang primavista biola, permainan biola Jawa masih belum sempurna tapi harus dilatih dan diasa dulu sama gurunya. Namun, ketika sang guru memberikan buku, Jawa sudah bisa membaca partitur itu.
"Kalau sempurna harus ada yang membimbing dan mengarahkannya Jawa untuk bermain biola," ucapnya.
Walaupun bakat bermain biolanya sudah ada sejak kecil, lanjut Sugeng, tetapi Jawa harus tetap sekolah musik biola karena di situ dilatih membaca huruf steno.
"Tapi Jawa ini tidak sekolah musik biola ditempat yang khusus dan dilatih guru musik, namun Jawa ini dilatih oleh guru biola yang kelasnya cuma kampung tapi gurunya bisa baca huruf steno," ujar Sugeng.
Advertisement