Liputan6.com, D.C - China memiliki program paling besar untuk mempengaruhi Amerika Serikat secara politik, kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O'Brien pada Jumat 4 September 2020 --sebuah komentar yang kerap muncul menjelan Pilpres AS 2020 yang akan digelar pada November mendatang.
"Mengenai pemilihan umum, Komite Intelijen telah menjelaskan dengan sangat jelas, pertama Anda memiliki China, yang memiliki program paling besar untuk mempengaruhi Amerika Serikat secara politik, Anda memiliki Iran, Anda memiliki Rusia," kata O'Brien. dalam konferensi pers. "Ini adalah ketiga negara utusan yang berusaha mengganggu pemilihan kita," lanjutnya, dikutip dari NDTV, Minggu (6/9/2020).
Baca Juga
Advertisement
Robert O'Brien mengatakan bahwa China sedang melakukan aktivitas dunia maya besar-besaran yang ditujukan untuk menargetkan AS. Namun, Washington mengambil tindakan balasan yang kuat dan pada akhirnya akan menang, tambahnya.
"Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas kepada China, Rusia, Iran dan lainnya yang belum diungkapkan kepada publik bahwa siapa pun yang mencoba mengganggu pemilu Amerika akan menghadapi konsekuensi yang luar biasa," kata O'Brien.
Pada awal Agustus, Direktur Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional AS William Evanina mengatakan, menurut perkiraan komunitas intelijen AS, China ingin Presiden AS Donald Trump kalah dalam Pilpres AS mendatang pada November, sementara Rusia diduga berupaya merendahkan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Evanina membuat tuduhan tanpa memberikan bukti bahwa aktor terkait Rusia berusaha untuk mendukung pencalonan Trump di media sosial dan di televisi Rusia. Selain itu, pejabat itu mengatakan selain China, Iran juga diharapkan melakukan upaya untuk mencegah Trump terpilih kembali.
Rusia berulang kali membantah terlibat dalam sistem Pilpres AS, dengan mengatakan tindakan seperti itu bertentangan dengan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri Moskow.
Simak video pilihan berikut:
Intel AS: Iran-China Ogah Donald Trump Menang, Rusia Mau Joe Biden Kalah
Rusia sedang mencoba untuk "merusak" pencalonan capres AS dari Partai Demokrat Joe Biden, sementara China dan Iran menentang terpilihnya kembali Presiden Donald Trump dalam Pilpres AS 2020, klaim seorang pejabat intelijen AS terkemuka pada Jumat 7 Agustus 2020.
Analisis atas dugaan upaya campur tangan tiga musuh AS muncul dalam pernyataan dari William Evanina, direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional, yang mengatakan dia merilis informasi untuk membantu orang Amerika "memainkan peran penting" dalam menjaga Pilpres AS 2020.
Sementara banyak aktor asing memiliki pandangan tentang siapa yang harus memegang Gedung Putih, "Kami terutama prihatin tentang aktivitas yang sedang berlangsung dan potensial oleh China, Rusia, dan Iran," kata Evanina, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (8/8/2020).
Advertisement