Sandiaga Uno Minta UMKM Berperan Atasi Krisis Pangan Selama Pandemi Covid-19

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, ancaman resesi akibat Pandemi Covid-19, memang sudah di depan mata. Namun, hal ini harus segera disiapkan solusinya.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 06 Sep 2020, 14:59 WIB
Sandiaga Uno saat berkunjung ke kantor Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (8/3). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, ancaman resesi akibat Pandemi Covid-19 memang sudah di depan mata. Namun, hal ini harus segera disiapkan solusinya.

"Kita mengalami indeks ketidakpastian yang sangat tinggi, ini saja kita sudah masuk dalam fase resesi. Jangan denial, terima saja dan siapkan langkahnya," kata Sandiaga dalam keterangan persnya, Minggu (9/6/2020).

Pendiri OK OCE Indonesia ini menyebut, salah satu dampak pandemi Covid-19 adalah krisis pangan. Semua pihak diminta mengantisipasinya, termasuk UMKM.

Dia menjelaskan, Indonesia sudah seharusnya mengambil ancang-ancang, mengingat adanya prediksi akhir tahun atau awal tahun depan akan terjadi krisis pangan.

"Yang bisa terjadi adalah krisis pangan, UMKM harus mengantisipasi 2 hal. Pasokannya, harga-harga," ungkap Sandiaga.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini memandang, ada beberapa hal yang dapat diperkuat dalam menghadapi pandemi ini, seperti sektor kesehatan dan pangan. Upaya dilakukan pada sektor pangan bisa dengan menerapkan pelatihan berhubungan ketahanan pangan kepada pelaku UMKM.

"Kemudian sektor kesehatan, bagaimana memastikan perilaku bermasyarakat paling tidak sampai vaksin itu sukses, lakukan dan terapkan menjaga jarak, tidak dalam kerumunan, rajin cuci tangan dan pakai masker," Sandiaga menandasi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Turunkan Zona Merah

Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto menyatakan, saat ini pemerintah akan fokus di beberapa provinsi dengan terget menurunkan indikator merah jadi kuning sebelum pelaksanaan Pilkada Desember mendatang.

"Penanganan Covid-19 akan fokus di beberapa provinsi dengan target menurunkan indikator dari merah menjadi kuning/hijau sebelum Pilkada," kata Airlangga dikutip dalam halaman setkab.go.id, Minggu (6/9/2020).

Sementara itu, strategi penanganan Covid-19 pun terus jadi perhatian. Yaitu melalui gerakan 3 M memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Serta 3T test, trace, dan treat," ungkap Airlangga.

Airlangga menambahkan, strategi untuk menurunkan tingkat kematian melalui peningkatan fasilitas dan kapasitas Layanan Kesehatan. Mulai dari puskesmas, rumah sakit serta dukungan dari tenaga medis.

"Kampanye masif Gerakan 3 M terus akan dilanjutkan. Kampanye Memakai Masker yang tadinya sampai tanggal 6 September ini, tetap akan diteruskan dan akan lebih masif lagi. Sedangkan kampanye menjaga jarak dilaksanakan 7 September sampai 6 Oktober. Lalu kampanye mencuci tangan akan dilaksanakan mulai 7 Oktober hingga November 2020," ungkap Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga menambahkan, perkembangan situasi Covid-19 yakni secara global jumlah kasus sebanyak 26.121.999 kasus, dengan Recovery Rate 70,4%, dan umlah kematian 864,618 atau CFR 3,3% di 215 Negara Terjangkit. Tetapi di Indonesia, Airlangga mengklaim bahwa jumlah jumlah sembuh di Indonesia lebih tinggi daripada global.

"Recovery Rate Indonesia lebih tinggi daripada global," ungkap Airlangga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya