Liputan6.com, Jakarta Mantan Kepala Bank Dunia Robert Zoellick memperingatkan jika kondisi dunia dapat seperti tahun 1900-an, jika negara-negara tidak segera bekerja sama untuk mengatasi krisis saat ini. Keretakan yang terjadi antara AS dan China disebut sebagai ancaman serius bagi pemulihan ekonomi global.
Melansir laman BBC, Senin (7/9/2020), dia menegaskan jika kerjasama antar negara-negara di dunia, menjadi "satu-satunya cara agar ekonomi global keluar dari resesi".
Advertisement
Zoellick, merupakan salah satu pejabat publik paling senior di Amerika. Dia bahkan telah menjadi penasihat enam presiden AS selama karirnya.
Dia mengungkapkan kekhawatiran terbesarnya saat ini adalah meningkatnya ketegangan antara AS dan China.
“Saya pikir [hubungan] terus memburuk pada hari ini dan saya tidak berpikir kita tahu di mana bagian bawahnya, dan itu adalah situasi yang sangat berbahaya," tegas dia.
Zoellick memperingatkan jika kondisi dunia bisa terlihat seperti pada tahun 1900, ketika kekuatan besar bersaing. Saat di mana negara-negara mulai menarik diri dari globalisasi dan mengejar kepentingan nasionalis.
Memang saat memimpin Bank Dunia, dia bekerja erat dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan pemerintah di banyak negara untuk mengatasi krisis keuangan.
“Krisis keuangan 2008-2009 adalah peristiwa yang sangat serius tetapi kami memiliki G20, [dan] bank sentral yang bekerja sama. Presiden Bush dan kemudian Presiden Obama adalah bagian dari upaya internasional dengan [perdana menteri Inggris] Gordon Brown, " tegas dia.
“Terus terang, China pun punya program stimulus yang sangat kuat dan juga bekerjasama dalam berbagai cara. Kita tidak memiliki rasa kerja sama seperti itu hari ini," tegas dia.
Zoellick meminta AS untuk bekerja sama dengan China dalam menemukan solusi untuk pandemi, daripada "mendakwa mereka".
Saksikan video di bawah ini:
Salahkan Donald Trump
Dia pun menyalahkan Presiden AS Donald Trump yang dinilai menyebabkan banyak kerusakan.
Kritikan dilontarkan meski sebelumnya Zoellick bertugas di bawah Presiden Republik sebelumnya. Mulai dari George W Bush dan George H W Bush. Tapi kali ini, jelas dia menunjukkan ketidaksukaannya pada Republikan saat ini di kantor.
“Saya telah menentang Trump sejak awal ... bukan hanya karena posisi kebijakannya, tetapi juga karena apa yang menurut saya adalah kekurangan dalam karakternya," tegas dia.
“Saya khawatir tentang apa yang akan dia (Donald Trump) lakukan dengan institusi dan konstitusi dan kami melihat hal itu terbukti, dan dalam pandemi, kami melihat dimensi lain, yaitu pertanyaan tentang kompetensi,” tegas dia.
Dia percaya bahwa skeptisisme Presiden Trump tentang aliansi dan proteksionisme AS telah menambah kecemasan Asia pada saat kekuatan China mulai membayangi kawasan tersebut.
Itu adalah topik yang dia eksplorasi dalam buku barunya America in the World: A History of US Diplomacy and Foreign Policy.
Advertisement