Menkop Teten Minta Pelatihan UMKM Digencarkan

Menkop UKM Teten Masduki mengaku UMKM harus mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi COVID-19 dalam waktu yang cukup lama

oleh Tira Santia diperbarui 07 Sep 2020, 20:58 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan dari berbagai kajian menunjukkan, UMKM maupun perekonomian nasional harus mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi COVID-19 dalam waktu yang cukup lama.

"Masalah ini bukan dialami oleh kita saja, tapi juga dialami oleh seluruh negara. Ada 295 negara yang berdampak cukup signifikan. Saya kira kita harus bisa bertahap dalam situasi global ini,” kata Teten Masduki, dalam sambutannya melalui virtual pada pembukaan pelatihan bertema "KUKM Eksis dan Mampu Beradaptasi dalam Pandemi COVID-19 dan Era New Normal", di Lombok Tengah, Senin (7/9/2020).

Oleh karena itu, Teten berharap hasil pelatihan-pelatihan yang dilakukan selama pandemi COVID-19 bisa diarahkan bagaimana Koperasi dan UMKM melakukan adaptasi bisnis, adaptasi usaha, digitalisasi UMKM menjadi prioritas, serta inovasi produk sekarang juga menjadi penting.

Sebagai contoh, ia menyebut pengrajin batik di Jawa Tengah, yang di awal mengalami penurunan penjualan yang luar biasa, tapi kemudian mereka survive karena banting setir dengan berjualan produk pakaian rumah, seperti daster, celana pendek, dll, sehingga penjualan meningkat.

Serta banyak restoran dan kafe yang tutup, yang tidak boleh berjualan, lalu mereka banting setir membuat produk makanan kemasan, seperti frozen food, dan makanan siap saji dalam bentuk siap dimasak di rumah.

Kata Teten, saat ini di sektor makanan dan minuman sedang digandrungi. Selain itu, industri perumahan terutama di makanan minuman ini sedang bertumbuh.

“Jadi sekarang ini baik penjualan lewat media sosial dan online luar biasa dan akan terus tumbuh. Penting saya kira harus bisa membaca peluang usaha yang masih ada di tengah pandemi COVID ini," katanya.

Begitupun dengan sektor Pariwisata. Ia mengatakan khusus NTB, Bali, atau daerah wisata lainnya yang selama ini cukup besar mengangkat perekonomian daerah, memang saat ini paling terdampak.

"Saya harap bagaimana pelatihan yang disiapkan oleh pemerintah daerah, pusat, dan kementerian/lembaga, Kemenkop UKM juga diorientasikan untuk membantu UMKM keluar dari masalah krisis ini, kemudian mencari peluang baru di tengah pandemi COVID," ungkap Teten Masduki.

 


Bantu Koperasi dan UKM Bertahan

Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus mendongkrak UMKM dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga cukup rendah, yakni 6 persen. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Teten berharap pelatihan yang saat ini dilaksanakan di NTB bisa membantu para pelaku usaha Koperasi dan UMKM untuk bisa bertahan di tengah pandemi COVID dan kalau bisa memanfaatkan peluang sesuai dengan permintaan pasar.

Di samping itu, ada UMKM yang masih bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19 yang berhasil melakukan adaptasi dan inovasi produk sesuai dengan permintaan konsumen atau permintaan pasar.

"Kami sadari pentingnya saat ini UMKM untuk melakukan reorientasi bisnis, perencanaan bisnis yang lebih baik. Saya kira kalau kita punya kesadaran sosial untuk membeli atau belanja produk UMKM saya kira perputaran ekonomi akan sedikit membaik,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya