Khawatir Ditangkap, 2 Wartawan Australia Bergegas Tinggalkan China

Dua wartawan Australia telah meninggalkan China setelah polisi setempat berusaha untuk menanyai mereka.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Sep 2020, 19:55 WIB
Sejumlah pengunjung berjalan di Forbidden City atau Kota Terlarang di Beijing, (7/3). Kota Terlarang, merupakan istana terisolasi kaisar Qing dan Dinasti Ming China untuk tempat wisata utama yang terletak di pusat ibu kota. (AP Photo/Aijaz Rahi)

Liputan6.com, Beijing- Dua wartawan Australia telah meninggalkan China setelah polisi setempat berusaha untuk menanyai mereka. Hal tersebut terjadi menyusul penahanan terhadap penyiar CGTN, asal Australia Cheng Lei, oleh pihak berwenang China beberapa waktu lalu.

Dikutip dari AFP, Selasa (8/9/2020), kedua wartawan tersebut adalah Bill Birtles, yang bekerja untuk Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan Michael Smith, yang berprofesi sebagai koresponden Australian Financial Review (AFR). 

Dalam pernyataannya, ABC menerangkan bahwa Birtles, yang berbasis di Beijing, dan Smith, yang bekerja dari Shanghai, telah berlindung di kantor diplomatik Australia selama beberapa hari sebelum diizinkan meninggalkan negara itu.

Dengan didampingi diplomat Australia, Birtles dan Smith menaiki penerbangan keluar dari China via Shanghai pada 7 September dan tiba di Sydney pada Selasa pagi (8/9/2020) waktu setempat.

Insiden ini terjadi di tengah memburuknya hubungan diplomatik antara Australia dan China, dan menyusul penahanan terhadap penyiar CGTN, Cheng Lei.

Namun, Otoritas China belum memberikan informasi terkait alasan penahanan terhadap Cheng Lei.

Cheng Lei diketahui menjadi seorang warga negara Australia terkemuka kedua yang ditahan di China, setelah penulis Yang Hengjun ditangkap karena tuduhan spionase pada Januari 2019 lalu.

Saksikan Video Berikut Ini:


Ditanyai Polisi

Para pengunjung mengenakan masker saat berjalan di Kota Terlarang, Beijing, China, Jumat (1/5/2020). Kota Terlarang kembali dibuka setelah ditutup lebih dari tiga bulan karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

ABC mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Australia sempat memperingatkan Birtles pekan lalu bahwa dia harus segera meninggalkan China. 

Tetapi sehari sebelum jadwal keberangkatannya untuk meninggalkan negara tersebut, tujuh petugas polisi mendatangi kediamannya pada tengah malam dan menegaskan bahwa ia dilarang untuk keluar dari China. 

Polisi menyatakan bahwa mereka ingin menanyai Birtles soal "kasus keamanan nasional". Kunjungan dari polisi itu kemudian membuatnya memutuskan untuk berlindung di Kantor Kedutaan Besar Australia.

Kemudian, Birtles ditanyai oleh polisi China pada akhir pekan, dengan didampingi diplomat Australia. Larangan perjalanan Birtles pun akhirnya dicabut, menurut ABC.

Sementara itu, AFR menerangkan bahwa Smith juga didatangi oleh polisi pada malam yang sama di kediamannya di Shanghai.

Kedua wartawan tersebut diberikan pertanyaan oleh polisi terkait kasus yang dialami oleh Cheng Lei.

"Insiden yang menargetkan dua wartawan, yang tengah menjalankan tugas peliputan normal mereka, sangat disesalkan dan mengganggu dan bukan merupakan kepentingan hubungan kerja sama antara Australia dan China," ujar pemimpin redaksi AFR, Michael Stutchbury dan editor AFR, Paul Bailey dalam pernyataan mereka.

Australia telah memperingatkan warganya pada awal tahun ini bahwa mereka dapat menghadapi risiko penahanan sewenang-wenang di China.

Peringatan tersebut diberikan menyusul hubungan kedua negara yang kian memburuk, di mana salah satunya saat Australia menyerukan penyelidikan intermasional terkait asal-usul pandemi Virus Corona COVID-19, yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China.

Sejak itu, China juga bergerak untuk mengekang impor utama dengan Australia dan meminta para pelajar serta turis mereka untuk tidak mengunjungi negara tersebut.


Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya