Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil (ASPPUK) bekerja sama dengan Coca Cola Foundation Indonesia dan Tokopedia untuk melatih 2.500 pengusaha perempuan dan difabel di 3 provinsi Indonesia. Selama masa pelatihan diberikan edukasi dan pelatihan terkait bisnis online yang menggunakan platform digital.
Selama masa pelatihan, Deputy Director Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil (ASPPUK), Mohammad Firdaus mengatakan kendala utama dalam pelatihan digitalisasi yakni krisis percaya diri para pelaku usaha terhadap perangkat digital. Tidak sedikit dari mereka yang mengaku gagap teknologi (gaptek) dan memilih berjualan dengan cara konvensional.
Advertisement
"Kendala utama ini mereka belum melek digital karena usianya di atas 40 tahun atau memasuki generasi manula," kata Firdaus dalam Virtual Press Conference: Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
Firdaus menuturkan, banyak pengusaha perempuan yang menjalankan bisnis di usia yang tidak muda. Sehingga perlu bantuan dari pendamping yang berasal dari keluarga atau kerabatnya.
Ketersediaan perangkat juga menjadi kendala lainnya. Sehingga para pelaku usaha ini harus terus mendapatkan pendampingan dari pihak profesional untuk mengembangkan usaha.
"Kerja sama ini makanya bagus sekali, di sini belajar marketing online dan dengan pendampingan rutin," kata dia.
Sebab tujuan program ini tidak hanya bertujuan agar pelaku usaha membuka lapak online di platform digital. Melainkan ikut merawat toko online selaiknya ketika membuka toko secara fisik.
Lewat program ini diharapkan bisa mengajak 60 persen pengusaha perempuan untuk bertransformasi ke sistem penjualan digital. Tokopedia sebagai platform digital membuat merancang modul yang bisa dipahami para peserta program ini.
Dana Pelatihan Senilai Rp 1 Miliar
Lalu, ASPPUK memberikan pendamping kepada para pengusaha. Sedangkan CCFI memberikan dukungan dana pelatihan senilai Rp 1 miliar untuk mendanai program pelatihan.
Firdaus menambahkan, modul yang dibuat nantinya juga akan dibagikan kepada para pengusaha perempuan.
"Modulnya ini nanti akan kita sebarkan karena banyak yang menyerah duluan karena mengaku gaptek, tapi karena didampingi ini pasti akan bisa menular," kata dia. Untuk bisa ikut dalam program ini, para pengusaha telah melalui beberapa tahap mulai dari asesmen, kesiapan daerah dan jaringan dan jenis produk. Dalam program mengecualikan produk makanan basah karena membutuhkan teknologi yang lebih banyak.
Dia menambahkan, para peserta juga diminta menandatangani nota kesepakatan sebagai komitmen mengikuti program pelatihan hingga selesai.
"Kami juga ada MoU dengan peserta, jadi kalau ikut tidak boleh berhenti di tengah jalan," kata dia mengakhiri.
Merdeka.com
Advertisement