Liputan6.com, Jakarta - Harga emas rebound dari level terendah hampir dua minggu sebelumnya pada hari Selasa, setelah aksi jual di pasar saham mendorong investor untuk mencari perlindungan di logam safe haven.
Dikutip dari CNBC, Rabu (9/9/2020), harga emas di pasar spot emas naik 0,4 persen menjadi USD 1,936,87 per ounce setelah jatuh sebanyak 1,2 persen menjadi USD 1,906.24. Emas berjangka AS ditutup naik 0,5 persen menjadi USD 1.943,20.
Advertisement
“Kami melihat pemantulan dari posisi terendah dalam harga emas setelah penurunan tajam di ekuitas AS memicu beberapa pembelian tempat berlindung yang aman. Orang-orang bingung, mereka tidak tahu di mana posisi terendah di pasar ekuitas saat ini,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Pasar ekuitas global dan harga minyak jatuh setelah aksi jual tajam di saham teknologi, ketidakpastian Brexit dan kekhawatiran atas gejolak dalam kasus virus corona.
Keuntungan emas datang meskipun dolar lebih kuat, yang naik 0,7 persen terhadap saingannya.
Investor sekarang menunggu pertemuan kebijakan ECB pada hari Kamis, sementara pertemuan Federal Reserve AS berikutnya dijadwalkan minggu depan.
“Semua bank sentral berada di perahu yang sama. Mereka harus terus mencetak uang, terus melonggarkan kebijakan, untuk melawan kemerosotan yang kita hadapi dan itu akan membuat harga emas tetap naik," kata Edward Meir, seorang analis di ED&F Man Capital Markets.
Emas Sudah Naik 27 Persen
Emas telah meningkat lebih dari 27 persen sepanjang tahun ini, setelah bank sentral secara global membanjiri pasar dengan stimulus luar biasa untuk mengimbangi kerusakan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona. Karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
“Emas telah terjebak dalam kisaran perdagangan yang sangat ketat. Jika kita dapat menembus lebih dari USD 1.960, itu mungkin menghidupkan kembali beberapa kehidupan menjadi bulls,” kata Streible.
Advertisement