Liputan6.com, Jakarta- Turki mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi jam belajar-mengajar secara langsung di sekolah, dengan hanya siswa termuda yang dapat menghadiri kelas tatap muka sebanyak dua kali dalam sepekan.
Kematian akibat Virus Corona COVID-19 di Turki telah mengalami kelonjakan ke level tertinggi sejak pertengahan bulan Mei, ketika kebijakan lockdown masih diberlakukan.
Advertisement
Namun pemerintah mengatakan tidak berencana untuk memberlakukan kembali lockdown penuh.
Tetapi meskipun itu, pemerintah Turki telah mendorong warga untuk mematuhi langkah-langkah social distancing dan kebersihan, serta penggunaan masker (yang telah diwajibkan) untuk mencegah penularan virus tersebut, demikian seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (9/9/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Pembukaan Kelas Tatap Muka Secara Bertahap
Menteri Pendidikan Turki, Ziya Selcuk pada bulan lalu telah mengumumkan bahwa sekolah, yang sebagian besar ditutup sejak Maret, akan mulai dibuka kembali pada 21 September.
Namun, ia kemudian mengatakan pada 8 September bahwa hanya siswa pra-sekolah dan tahun pertama yang akan menghadiri kelas tatap muka pada awalnya, dengan rencana pembukaan kembali selanjutnya akan ditentukan selama periode evaluasi tiga pekan.
"Kami mendukung awal yang lebih terkendali dan bertahap di negara kami," ujar Ziya Selcuk dalam pernyataan tertulis.
Sekolah di Turki akan mencakup campuran pembelajaran jarak jauh dan secara langsung.
Anak-anak di tahun ajaran pertama akan hadir selama satu hari selama "minggu adaptasi" dan kemudian dua hari di pekan-pekan berikutnya. Para orang tua yang tidak ingin menyekolahkan anaknya dapat memilih untuk melanjutkan pendidikan jarak jauh, menurut Ziya Selcuk.
Advertisement