Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah jelang siang hari ini. Sejak pagi, rupiah bergerak di kisaran 14.765 per dolar AS hingga 14.852 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (9/9/2020), rupiah dibuka di angka 14.756 per dolar AS, tak bergerak jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Hanya saja, pada pukul 10.40 WIB, rupiah melemah ke 14.850 per dolar AS.
Advertisement
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.765 per dolar AS hingga 14.852 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,48 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.853 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.798 per dolar AS.
Rupiah memang diperkirakan terkoreksi sepanjang hari ini, seiring memanasnya hubungan Amerika Serikat dan China.
"Sell off di bursa saham AS semalam terutama di Nasdaq dan masih memanasnya konflik AS dan China berpotensi menjadi sentimen negatif untuk risk asset termasuk rupiah hari ini," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Rabu (9/9/2020).
Bursa saham AS pada perdagangan semalam bergerak negatif. Setelah sehari sebelumnya libur, indeks Dow Jones ditutup turun 2,25 persen, S&P500 melemah 2,78 persen, dan penurunan terbesar dialami Nasdaq yaitu minus 4,11 persen.
Menurut Ariston, pelaku pasar mungkin mengikuti arus pagi ini dengan keluar dari aset berisiko setelah penurunan dalam Nasdaq semalam.
"Sementara kekhawatiran pasar meninggi dengan China mulai meng-counter tuduhan AS dan menyebabkan konflik makin memanas," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bakal bergerak melemah di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.850 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penutupan Perdagangan Sebelumnya
Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup melemah dipengaruhi meningkatnya tensi antara Amerika Serikat dan China.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/9/2020), rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.765 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.740 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi konflik dua negara ekonomi terbesar dunia yaitu AS dan China yang terus membara setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada konferensi pers Gedung Putih pada hari Senin bahwa ia bermaksud untuk mengekang hubungan ekonomi antara kedua negara," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Selasa (8/9/2020).
Apalagi, di Hongkong telah terjadi demonstrasi besar-besaran yang berujung bentrokan dengan aparat kepolisian Hongkong dan terjadi penangkapan 100 lebih aktivis yang menginginkan pemilu dipercepat.
Dari eksternal lainnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan sedang mempertimbangkan undang-undang untuk mengesampingkan perjanjian penarikan Brexit negara itu dengan Uni Eropa (UE).
Berita tersebut memicu peringatan Uni Eropa bahwa tidak akan ada kesepakatan jika Inggris melanjutkan langkah tersebut dan meningkatkan prospek Brexit yang sulit lagi. Pembicaraan baru antara Inggris dan UE akan diadakan di kemudian hari.
Sementara itu, fokus pasar minggu ini adalah pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (10/8) mendatang, meskipun keputusan kebijakan ECB secara luas diperkirakan akan tidak berubah.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.720 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.720 per dolar AS hingga Rp14.799 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.798 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.754 per dolar AS.
Advertisement