Tolak Diusir ke Ukraina Usai Diculik, Tokoh Oposisi Belarusia Robek Paspornya

Tokoh oposisi Belarusia dipaksa untuk pergi ke Ukraina usai penculikannya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Sep 2020, 13:56 WIB
Pendukung oposisi Belarusia berunjuk rasa di Minsk, Belarusia, Minggu (30/8/2020). Puluhan ribu demonstran berkumpul untuk menuntut agar Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengundurkan diri. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Tokoh pemimpin oposisi Belarusia yang sebelumnya diculik, mencegah para pejabat untuk mengusirnya secara paksa ke Ukraina dengan merobek paspornya dan membuangnya dari jendela mobil di perbatasan.

Melansir BBC, Rabu (9/9/2020), Maria Kolesnikova dipaksa masuk ke dalam van oleh pria bertopeng di Minsk. Dia adalah satu dari tiga wanita yang bergabung untuk menantang Presiden Alexander Lukashenko dalam pemilihan Agustus.

Protes massal pun meletus setelah pemungutan suara yang disengketakan.

"Dia didorong ke kursi belakang (mobil), dia berteriak bahwa dia tidak ke mana-mana," kata rekan Kolesnikova, Anton Rodnenkov pada konferensi pers di Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Rodnenkov mengatakan, dia dan rekan lainnya telah diculik pada Senin 7 September, didorong antara gedung, dan diinterogasi dengan tudung menutupi kepala dan tangan mereka terikat.

Mereka menerima tawaran untuk meninggalkan Belarusia bersama Kolesnikova, tetapi ketika mobil mencapai perbatasan dia menolak untuk menyeberang. Kedua pria itu mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tidak tahu di mana dia sekarang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Aksi Protes Masyarakat

Pendukung oposisi Belarusia berbaris saat berunjuk rasa di Minsk, Belarusia, Minggu (30/8/2020). Puluhan ribu demonstran berkumpul untuk menuntut agar Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengundurkan diri. (AP Photo)

Sebelumnya pada Selasa 8 September, para pejabat di Belarusia mengklaim Kolesnikova ditahan ketika mencoba menyeberang ke Ukraina.

Sementara itu, dalam wawancara dengan media Rusia pada Selasa, Presiden Lukashenko menegaskan dia tidak akan mundur dari kekuasaan.

Dalam beberapa pekan terakhir, ribuan orang menghadapi kekerasan dan ancaman penangkapan dalam demonstrasi melawan Lukashenko, yang telah memerintah negara itu sejak 1994.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya