6 Fakta Hari Tanpa Bayangan di Indonesia: Catat Tanggalnya

Pada 9 September 2020 pukul 11.36 WIB, wilayah Kota Bandung sudah merasakan Hari Tanpa Bayangan.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 09 Sep 2020, 18:00 WIB
Gabungan bayangan sebuah objek membentuk ilustrasi yang unik.

Liputan6.com, Jakarta - Pada September hingga Oktober 2020, akan ada fenomena astronomi di langit Indonesia. Fenomena ini dinamakan Hari Tanpa Bayangan, yang bisa dirasakan di seluruh wilayah Indonesia.

Bahkan, pada 9 September 2020 pukul 11.36 WIB, wilayah Kota Bandung sudah merasakan Hari Tanpa Bayangan. Dalam bahasa ilmiahnya, fenomena tanpa bayangan ini disebut dengan Kulminasi Utama.

Tim Cek Fakta Liputan6.com merangkum enam fakta mengenai Hari Tanpa Bayangan, dilansir dari situs BMKG dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

1. Apa itu Hari Tanpa Bayangan?

Kuliminasi adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama. Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.

Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.

 


2. Mengapa Terjadi

Gabungan bayangan sebuah objek membentuk ilustrasi yang unik.

Karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi. Ini mengakibatkan posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU sampai 23,5 derajat LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.

Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa. Seperti yang terjadi pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 WIB dan 22 September 2020 pukul 20.31 WIB. Matahari berada di titik balik utara dan pada 21 Desember 2020 pukul 17.02 WIB, matahari berada di titik balik Selatan.

3. Terjadi 2 Kali dala Setahun

Posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator menyebabkan hari tanpa bayangan di Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun.

Adapun waktunya tak jauh saat matahari di Katulistiwa. Yang pertama, di tahun 2020, Hari Tanpa Bayangan di Indonesia berlangsung di bulan Maret lalu.

 


4. Tidak Ada Dampak

Gabungan bayangan sebuah objek membentuk ilustrasi yang unik.

Melangsir kompas.com pada artikel yang dilangsir pada Minggu (6/9/2020 Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging menjelaskan, Kulminasi Matahari terjadi akibat bumi yang berputar mengitari matahari memiliki sumbu rotasi yang bergeser sekitar 23 derajat.

Adapun lama "hari tanpa bayangan" ini, menurut Sungging hanya akan terjadi sebentar. "Paling hanya semenit," kata dia.

Munculnya "hari tanpa bayangan" ini dirinya menjelaskan tidak akan menimbulkan bencana apa pun. "Tidak ada dampak khusus," tuturnya.

5.Berbeda dengan Ekuinoks

Hari tanpa bayangan kerap dikaitkan dengan ekuinoks. Namun astronom amatir, Marufin Sudibyo, seperti dikutip dari Tribun News mengatakan, hari tanpa bayangan matahari berbeda dengan ekuinoks.

Dia menjelaskan, ekuinoks adalah aspek khusus dari hari tanpa bayangan yang hanya terjadi pada titik-titik yang berada di garis katulistiwa.

Secara sederhana, equinoks merupakan kondisi di mana secara teoritis panjang siang hari akan tepat sama di seluruh penjuru bumi yakni durasinya selama 12 jam.

 


6. Jadwal Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

Gabungan bayangan sebuah objek membentuk ilustrasi yang unik.

Berikuti ini jadwal Hari Tanpa Bayangan

Sumatera

Sabang: 7 September 2020 Pukul 12.36 WIB

Banda Aceh: 8 Septemer 2020 Pukul 12.37 WIB

Medan: 11 September 2020 Pukul 12.21 WIB

Gunungsitoli:19 September 2020 Pukul 12.23 WIB

Padang: 25 September 2020 Pukul 12.10 WIB

Muarasiberut: 27 September 2020 Pukul 12.14 WIB

Pekanbaru: 21 September 2020 Pukul 12.07 WIB

Tanjung Pinang: 20 September 2020 Pukul 11.55 WIB

Kep. Natuna: 12 September 2020 Pukul 11.43 WIB

Jambi: 26 September 2020 Pukul 11.56 WIB

Bengkulu: 2 Oktober 2020 Pukul 12.00 WIB

Enggano: 6 Oktober 2020 Pukul 11.58 WIB

Palembang: 30 September 2020 Pukul 11.50 WIB

Pangkal Pinang: 28 September 2020 Pukul 11.46 WIB

Manggar: 30 September 2020 Pukul 11.36 WIB

Bandar Lampung: 6 Oktober 2020 Pukul 11.47 WIB

 


Wilayah Pulau Jawa dan Kalimantan

Pulau Jawa

Serang: 8 Oktober 2020 pukul 11.42 WIB

Jakarta: 8 Oktober 2020 Pukul 11.40 WIB

Bogor : 9 Oktober 2020 Pukul 11.40 WIB

Bandung: 10 Oktober 2020 Pukul 11.36 WIB

Semarang: 10 Oktober 2020 Pukul 11.25 WIB

Surakarta: 12 Oktober 2020 Pukul 11.23 WIB

Yogyakarta: 13 Oktober 2020 Pukul 11.24 WIB

Surabaya: 11 Oktober 2020 Pukul 11.15 WIB

Banyuwangi: 14 Oktober 2020 Pukul 11.08 WIB

Kep. Kangean: 10 Oktober 2020 Pukul 11.05 WIB

 

Pulau Kalimantan

Paloh (Sambas): 19 September 2020 Pukul 11.36 WIB

Pontianak: 22 September 2020 Pukul 11.35 WIB

Pangkalanbuun: 29 September 2020 Pukul 11.23 WIB

Palangkaraya: 28 September 2020 Pukul 11.14 WIB

Sampit: 29 September 2020 Pukul 11.18 WIB

Nunukan: 11 September 2020 Pukul 12.07 WITA

Tarakan: 14 September 2020 Pukul 12.05 WITA

Tanjung Selor: 15 September 2020 Pukul 12.05 WITA

Tanjung Redeb: 17 September 2020 Pukul 12.04 WITA

Samarinda: 24 September 2020 Pukul 12.03 WITA

Tanah Grogot: 27 September 2020 Pukul 12.06 WITA

Banjarmasin: 1 Oktober 2020 Pukul 12.11 WITA

Kotabaru: 1 Oktober 2020 Pukul 12.04 WITA

 


Wilayah Pulau Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara

Pulau Sulawesi

Miangas: 8 September 2020 Pukul 11.31 WITA

Manado: 19 September 2020 Pukul 11.34 WITA

Gorontalo: 21 Septmber 2020 Pukul 11.40 WITA

Toli-Toli: 20 September 2020 Pukul 11.50 WITA

Palu: 25 September 2020 Pukul 11.52 WITA

Luwuk: 25 September 2020 Pukul 11.40 WITA

Majene: 2 Oktober 2020 Pukul 11.53 WITA

Barabai: 29 September 2020 Pukul 12.08 WITA

Makassar: 6 Oktober 2020 Pukul 11.50 WITA

Kep. Salayar: 8 Oktober 2020 Pukul 11.45 WITA

Kendari: 3 Oktober 2020 Pukul 11.38 WITA

Wakatobi: 6 Oktober 2020 Pukul 11.33 WITA

 

Pulau Bali dan Nusa Tenggara

Buleleng: 14 Oktober 2020 Pukul 12.05 WITA

Denpasar: 15 Oktober 2020 Pukul 12.04 WITA

Mataram: 15 Oktober 2020 Pukul 12.01 WITA

Sumbawa Besar: 15 Oktober 2020 Pukul 11.56 WITA

Ende: 15 Oktober 2020 Pukul 11.39 WITA

Waingapu: 18 Oktober 2020 Pukul 11.44 WITA

Kupang: 19 Oktober 2020 Pukul 11.30 WITA

Ba’a (Rote Ndao): 21 Oktober 2020 Pukul 11.32 WITA

 


Wilayah Kepulauan Maluku dan Papua

Kepulauan Maluku dan Papua

Daruba (Morotai): 17 September 2020 Pukul 12.21 WIT

Sofifi (Tidore): 21 September Pukul 12.22 WIT

Labuha (Bacan): 24 September 2020 Pukul 12.22 WIT

Sanana (Kep. Sula): 28 September 2020 Pukul 12.26 WIT

Ambon: 2 Oktober 2020 Pukul 12.16 WIT

Bandanaira: 4 Oktober 2020 Pukul 12.09 WIT

Tual (Kep. Kai): 7 Oktober 2020 Pukul 11.56 WIT

Dobo (Kep Aru): 7 Oktober 2020 Pukul 11.50 WIT

Iwaki (Pulau Wetar): 13 Oktober 2020 Pukul 12.20 WIT

Saumlaki (Tanimbar): 13 Oktober 2020 Pukul 12.00 WIT

Sorong: 25 September 2020 Pukul 12.06 WIT

Manokwari: 25 September 2020 Pukul 11.55 WiT

Fak-Fak: 30 September 2020 Pukul 12.00 WIT

Biak 25 September 2020 Pukul 11.47 WIT

Jayapura: 29 September 2020 Pukul 11.27 WIT

Mimika: 4 Oktober 2020 Pukul 11.41 WIT

Merauke: 15 Oktober 2020 Pukul 11.24 WIT


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya