Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro megatakan, sudah ada tiga perusahaan farmasi swasta yang potensial untuk ikut memproduksi vaksin merah putih Covid-19.
Keterlibatan perusahaan swasta ini diharapkan dapat mempercepat produksi vaksin buatan Indonesia ini.
Advertisement
"Kami dalam konsorsium vaksin merah putih juga mengundang beberapa perusahaan farmasi swasta untuk ikut produksi vaksin Covid-19. Sejauh ini ada 3 perusahaan potensial," kata Bambang usai rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (9/9/2020).
Meski begitu, perusahaan yang ikut dalam produksi vaksin Covid-19 ini harus memenuhi sejumlah persyaratan. Salah satunya, mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Tentunya mereka harus urus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik dan harus menyiapkan line of production," ujarnya.
Menurut dia, keterlibatan pihak swasta diperlukan agar vaksin merah putih dapat memenuhi ketebuhan dalam negeri. Pasalnya, ada kemungkinan vaksin Covid-19 ini nantinya tidak cukup hanya disuntikkan satu kali saja.
"Ada kemungkinan bisa lebih dari sekali dan itu setiap individu. Kalau penduduk (Indonesia) sekitar 270 juta, yang harus divaksin minimal 540 juta dan otomatis butuh kapasitas produksi besar," jelas Bambang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pengembangan Vaksin Merah Putih Sudah 50 Persen
Adapun vaksin merah putih ini dikembangkan oleh konsorsium nasional yang melibatkan Lembaga Biologi Molokuler Eijkman, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga penelitian. Saat ini proses pengembangan vaksin merah putih sudah 50 persen.
"Lembaga Eijkman sudah memulai pengembangan vaksin merah putih dengan platform protein rekombinan, proses mencapai 50 persen," ucap Bambang.
Sebelum diproduksi massal, vaksin ini akan melewati proses uji coba, salah satunya kepada pada hewan. Target uji coba ini ditargetkan selesai akhir 2020.
Selain merah putih, Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Vaksin ini sudah memasuki tahap uji klinis fase III sebelum diproduksi besar-besaran.
Advertisement