Perubahan Perilaku adalah Tombak Penanganan COVID-19 di Indonesia

Dr. Sonny Harry B. Harmadi mengatakan perubahan perilaku menjadi ujung tombak penanganan COVID-19 di Indonesia

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Sep 2020, 14:00 WIB
Penumpang berada di rangkaian KRL Commuter Line jurusan Bogor-Jakarta Kota di Stasiun Depok Baru, Jawa Barat, Senin (25/5/2020). Banyaknya warga yang silaturahmi selama lebaran menyebabkan perjalanan KRL tetap dipadati penumpang, meskipun waktu operasional dibatasi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (STPC 19) Dr. Sonny Harry B. Harmadi menyampaikan bahwa perubahan perilaku menjadi ujung tombak penanganan COVID-19. Sedangkan, penanganan kesehatan adalah benteng terakhir dalam penanganan COVID-19.

“Kita tidak akan berhenti, secara terus menerus dan masif mengingatkan masyarakat akan pentingnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” ujar Sonny dalam konferensi pers BNPB, Rabu (9/9/2020).

Terkait dengan angkutan umum, kepatuhan pengguna harus datang dari diri sendiri, katanya. Kesadaran perlu ditanamkan bahwa utamanya pengguna perlu melindungi dirinya sendiri.

“Pertama, jangan lupa menggunakan masker, karena masker pasti akan menurunkan risiko tertular atau menularkan COVID-19. Kedua, karena akses cuci tangan tidak selalu bisa ditemukan maka harus membawa hand sanitizer.

Hal ketiga adalah menjaga jarak, jika ketiga hal itu bisa dilakukan dengan baik maka risiko tertular COVID-19 akan turun hingga 85 persen. Kesadaran terhadap keamanan diri sendiri pada akhirnya akan berdampak baik juga kepada orang lain.

“Jadi apa yang kita lakukan tadi adalah kesadaran diri sendiri untuk terlindungi dan melindungi orang lain.”  

Simak Video Berikut Ini:


Anjuran Pakai Jaket

Sebagai pengguna kendaraan umum khususnya commuter line, Sonny menyarankan untuk tidak menggunakan kendaraan umum ketika kondisi badan tidak sehat. Hal ini selain berdampak pada kesehatan diri tapi juga akan berdampak buruk pada kesehatan orang lain.

“Kalau saya naik kereta saya selalu membawa jaket, jadi saya menutup baju saya dengan jaket. Karena kalau baju saya ditempeli virus-virus lalu saya sampai di kantor, saya lupa pegang baju saya, pada akhirnya virus itu bukan hanya ke saya tapi juga menular ke teman-teman di kantor.”

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya