Kekeringan, Krisis Air Bersih di Kabupaten Bogor Meluas

Sumur dan mata air mengering akibat kemarau kurang lebih sejak dua bulan terakhir, sehingga warga mengalami krisis air bersih.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 09 Sep 2020, 15:17 WIB
Kekeringan di wilayah Kabupaten Bogor meluas. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah sebaran keluarga yang terdampak kekeringan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terus meluas. Sebelumnya kekeringan hanya terjadi di 10 kecamatan, kini meluas hingga 13 kecamatan lainnya.

Adapun penambahan tiga kecamatan yang kekeringan yakni Kecamatan Rancabungur (2 desa), Tanjungsari (1 desa), Babakan Madang (1 desa), dan Tanjungsari (2 desa).

Sumur dan mata air mengering akibat kemarau kurang lebih sejak dua bulan terakhir, sehingga warga mengalami krisis air bersih.

Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Kabupaten Bogor mencatat, saat ini ada 36 desa tersebar di 13 kecamatan yang dilanda kekeringan.

Sebanyak 23.580 ribu kepala keluarga (KK) atau kurang lebih 61.104 ribu jiwa terkena dampak kekeringan. Kekeringan yang terjadi bermacam-macam kategori seperti di pemukiman penduduk kondisi debit sumber air surut.

Upaya penanggulangan kekeringan salah satunya dilakukan melalui distribusi air bersih ke lokasi terdampak kekeringan. Krisis air bersih terparah berada di Kecamatan Jasinga dan Jonggol. Hampir seluruh desa di wilayah itu mengalami krisis air bersih.

Pengelola Pusat Data Informasi BPBD Kabupaten Bogor, Endang Kusdiyarti mengatakan, kekeringan secara bertahap meluas sejak akhir Juli 2020 lalu hingga saat ini atau satu bulan lebih. Menurutnya, meski dalam waktu tersebut terdapat hujan namun tidak berdampak kepada penambahan debit air.

"Kekeringan berdampak kepada penduduk, tapi tidak semua desa di 13 kecamatan itu kekeringan," ucap Endang, Rabu (9/9/2020).

Endang mengimbau bagi masyarakat yang hendak mengajukan permohonan air bersih segera melaporkan ke kepala desa dan ditindaklanjuti BPBD. Menurutnya, meski terbatas pihaknya tiap hari menyalurkan air kepada penduduk yang mengajukan permohonan.

"Jadi mudah-mudahan warga bersabar, karena permintaan air tiap hari. Sementara armada terbatas. Mudah-mudahan bisa terlayani," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Beli Air Isi Ulang

Maman Suherman, warga Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol mengaku sudah sebulan terakhir ini hanya mengandalkan bantuan air bersih atau membeli air isi ulang, karena sumur dan mata air mengering akibat kemarau.

"Kalaupun masih ada airnya, ga bisa dikonsumsi karena keruh," ucap Maman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya