Aset Keuangan Syariah Naik Tembus Rp 1.468,07 Triliun hingga Desember 2019

Pasar modal syariah yang memiliki porsi terbesar keuangan syariah yakni 56,14 persen atau Rp 824,19 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2020, 15:29 WIB
Kepala OJK Wimboh Santoso. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Aset keuangan syariah Indonesia tercatat mencapai Rp 1.468,07 triliun sampai Desember 2019. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1.287,65 triliun.

"Sampai dengan Desember 2019, aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp 1.468,07 triliun," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso dalam Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia 2019, Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Adapun jumlah market share keuangan syariah Indonesia mencapai 9,01 persen dari aset keuangan nasional dengan jumlah institusi keuangan syariah sebanyak 455 instansi.

Pasar modal syariah yang memiliki porsi terbesar keuangan syariah yakni 56,14 persen atau Rp 824,19 triliun. Tumbuh tertinggi di antara sektor lainnya dengan laju 17,6 persen (yoy).

Perbankan syariah dengan porsi sebesar 36,67 persen atau Rp 538,32 triliun dari total aset keuangan syariah. Tumbuh positif dengan laju 9,93 persen (yoy).

Sementara itu, IKNB Syariah yang memiliki porsi sebesar 7,19 persen atau Rp 105,56 triliun dari total aset keuangan syariah. Mengalami peningkatan aset sebesar 8,7 persen (yoy).

Capaian ini kata Wimboh patut disyukuri karena keuangan syariah secara konsisten tetap mencatatkan pertumbuhan positif. Bahkan Indonesia semakin mengukuhkan posisinya dalam ekonomi dan keuangan syariah global.

Indonesia meraih peringkat pertama dalam Global Islamic Finance Report 2019. Naik lima peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Di lingkup ekonomi syariah, Indonesia menduduki peringkat kelima dalam State of the Global Islamic Report 2019/2020. Dalam hal ini, investasi pada busana sederhana (modest fashion), wisata ramah muslim (muslim-friendly travel) dan keuangan islam (islamic finance) menjadi faktor pendorong naiknya peringkat Indonesia secara global.

"Pengembangan keuangan syariah menjadi salah satu faktor pendukung naiknya peringkat Indonesia," kata Wimboh.

Adapun beberapa sektor yang perlu lebih dioptimalkan yakni industri makanan halal, farmasi dan kosmetik, serta media dan rekreasi. Selain itu dalam Indonesia juga telah membuat Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024.

Tujuannya untuk menjadikan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia. Hal ini juga dinilai sebagai aspek yang penting untuk mendorong pengembangan industri halal.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video di bawah ini:


Tengok Strategi Bank Wakaf Mikro Tetap Eksis di Tengah Pandemi

Bank wakaf mikro (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Bank Wakaf Mikro (BWM) lama dikenal sebagai lembaga keuangan berbasis syariah yang fokus pada pengembangan usaha mikro dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam operasionalnya, Bank Wakaf Mikro erat dengan kultur masyarakat yang berguyub rukun. Setiap minggu, pengurus Bank Wakaf Mikro dan nasabahnya mengadakan pertemuan rutin sekaligus berbagi ilmu.

Namun, pandemi Covid-19 menghalau masyarakat untuk saling bertemu. PSBB membatasi aktivitas sosial. Tentunya hal ini berdampak pada kegiatan Bank Wakaf Mikro. Oleh karenanya di tengah pandemi, OJK mendorong digitalisasi BWM agar operasional bank tetap berjalan, lebih efektif dan cepat tentunya.

"Jadi ada 3 langkah digitalisasi yang dioptimalkan, yaitu digitalisasi pembiayaan, digitalisasi operasional dan pengembangan marketplace," ujar Advisor Bidang Perluasan Market Akses Sektor Jasa Keuangan OJK Achmad Buchori dalam tayangan virtual, Rabu (9/9/2020).

Dalam digitalisasi operasional dan pembiayaan, nantinya perkumpulan rutin pengurus dan nasabah tidak perlu dilakukan secara fisik namun dalam platform BWM Halaqoh. Mereka bisa saling berinteraksi di sana. Lalu jika ingin mengajukan pembiayaan bisa melalui aplikasi BWM mobile.

"Lewat BWM mobile nasabah bisa juga melihat berapa dapat pembiayaan, riwayat penggunaan dan lainnya. Bahkan bisa untuk pembelian bahkan top up GoPay, Ovo dan sejenisnya, jadi ini sangat komprehensif, BWM ini one step ahead," ujar Achmad.

Sementara untuk pemasaran produk, dikembangkan marketplace Bank Wakaf Mikro BUMDes sekaligus mendukung kemajuan usaha di desa. Nantinya, pembayaran produk yang dibeli di marketplace bisa menggunakan QRIS (QR Indonesia Standard) atau virtual account.

"Nanti kalau 3 digitalisasi ini sudah rampung semua insya Allah bisa di-launching Oktober nanti atau November," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya