PII: Pandemi Covid-19 Jadi Momentum Mendesain Ulang Indonesia

Dalam menyiapkan periode pasca-pandemi, PII merekomendasikan untuk melakukan transformasi digital, penguatan industri nasional untuk kemandirian, ketahanan nasional nir-militer, serta transformasi keinsinyuran.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2020, 21:42 WIB
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto saat peluncuran dan bedah buku daring "Redesigning Indonesia: An Engineer's View" pada Rabu (9/9/2020). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Corona Covid-19 berdampak cukup kuat bagi perekonomian global, khususnya Indonesia.  Sebelum pandemi, sejumlah lembaga internasional memprediksi bahwa Indonesia bakal menjadi salah satu kekuatan dunia pada 2030.

Namun demikian, pandemi mengubah banyak hal secara drastis pada sejarah dan peradaban manusia.

"Bagi Persatuan Insinyur Indonesia, pandemi merupakan langkah awal untuk meredesain Indonesia. Kami, para insinyur memilih untuk melakukan refleksi dan reimagination, mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan selama dan setelah pandemi,” kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto pada Rabu (9/9/2020).

Hal itu disampaikan Heru saat peluncuran dan bedah buku daring "Redesigning Indonesia: An Engineer's View" pada Rabu (9/9/2020). Buku ini adalah hasil dari Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan PII pada 6-7 Mei 2020 dan melibatkan 26 pakar dari berbagai institusi pemerintahan, perusahaan dan perguruan tinggi.

Selain Heru, diskusi dalam rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-25 ini menghadirkan Meristek Bambang Brodjonegoro, Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional, Ilham Habibie, Waki Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Bakrie, Sekretaris  Sekretaris Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Raden Pardede.

Heru menyampaikan, pandemi Covid-19 berdampak besar pada bidang keinsinyuran di Indonesia. Sektor perumahan dan kemaritiman terimbas paling besar. Sementara, sektor teknologi informasi dan komunikasi justru mengalami kenaikan signifikan.

"Betapa pentingnya teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung gaya baru hidup kita selama masa pandemi,” ujarnya

Dalam menyiapkan periode pasca-pandemi, PII merekomendasikan untuk melakukan transformasi digital, penguatan industri nasional untuk kemandirian, ketahanan nasional nir-militer, serta transformasi keinsinyuran.

Kemandirian nasional perlu diterapkan dalam melakukan transformasi digital. PII menilai sudah saatnya Indonesia membangun jaringan intranet mandiri. "Membangun jaringan intranet mandiri biayanya memang tidak ringan,” ungkap dia.

Menurut Heru, kemandirian pangan juga perlu serius digarap pemerintah. Salah satu yang bisa dilakukan adalah membangun food estate. Pada kawasan itu nantinya lahan pertanian dan perkebunan terintegrasi dengan peternakan.

Tak kalah penting, Indonesia mesti meningkatkan kemampuan melakukan deteksi dini dan menangkal serangan biologis.

Maka dari itu, pemerintah dapat memberdayakan jejaring rumah sakit militer untuk fokus mengembangkan kedua kemampuan tersebut. Untuk mewujudkan pemikiran-pemikiran tersebut, para insinyur mesti berperan besar dalam mewujudkan perubahan besar di Tanah Air.

Heru menjelaskan, pandemi Covid-19 ini harus benar-benar bisa membuka mata dan pikiran masyarakat Indonesia lebar-lebar untuk menata ulang cara kita membangun bangsa dan negara ini.

Dalam jangka pendek, masyarakat Indonesia harus bisa mempersiapkan diri untuk bisa bertahan. Sedangkan, untuk jangka panjang, Indonsia harus bisa bertumbuh lebih cepat untuk mengejar segala ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain.

"Ketangguhan dan kemandirian bangsa di dalam menghadapi segala bentuk tantangan jaman, ternyata harus banyak dikerjakan oleh manusia-manusia Indonesia yang berprofesi sebagai insinyur,” ucapnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Inovasi Jadi Prioritas

Sementara itu, Menristek Bambang Brodjonegoro, berharap Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mampu mendorong sinergi triple helix untuk agar inovasi dapat berjalan.

"Kami berharap PII bisa mendorong sinergi triple helix berjalan mulus karena banyak anggota PII yang bergerak di sektor swasta maupun BUMN dan juga akademisi,” kata Bambang.

Saat ini, ia melanjutkan, inovasi dalam sektor teknologi informasi dan komunikasi menjadi prioritas. Teknologi informasi dan komunikasi mampu menjalankan less contact economy pada masa pandemi Covid-19 ini.

Less contact economy ditandai dengan adanya hyperconnectivity antar manusia melalui teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, harus ada subsitusi kegiatan ekonomi yang konvensional menjadi digital.

"Revolusi industri 4.0 sudah berlangsung sejak sebelum pandemi. Tapi pandemi mempercepat terjadinya revolusi industri dan teknologi digital bisa menjadi jawabannya,” katanya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya