Liputan6.com, Gunungkidul - Salah satu syarat yang harus dipenuhi calon bupati adalah tanda terima bukti Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang mereka serahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Seperti diketahui, setiap tahun para penyelenggara negara diwajibkan membuat laporan kekayaan ke KPK.
Akhir pekan lalu, Immawan Wahyudi, Mayor Sunaryanto, Sutrisna Wibawa dan Bambang Wisnu Handoyo telah mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon (Bacalon) Bupati Gunungkidul dalam Pilkada Gunungkidul 2020.
Ketua KPU Gunungkidul, Ahmadi Ruslan Hani mengungkapkan, dalam berkas yang diserahkan ke KPU, memang ada tanda terima bukti LHKPN calon bupati ke KPK. Namun lembaga tersebut tidak mengetahui dan tidak berhak mengumumkan berapa kekayaan para bakal calon tersebut, karena yang berhak mengumumkan harta kekayaan para bacalon adalah KPK.
"Kami tidak memiliki kewenangan mengumumkan harta kekayaan bacalon," ujarnya, Rabu (9/9/2020).
Baca Juga
Advertisement
Hani mengatakan, jika ingin melihat berapa kekayaan para bacalon, masyarakat bisa mengakses laman elhkpn.kpk.go.id. Di laman tersebut tertera secara rinci kekayaan setiap penyelenggara negara.
Dari penelusuran Liputan6.com pada laman tersebut, hanya ditemukan 3 calon saja masing-masing Immawan Wahyudi, Sutrisna Wibawa dan Bambang Wisnu Handoyo. Sementara berkas bacalon Sunaryanto, belum bisa ditemukan dilaman LHKPN karena masih anggota TNI aktif.
Laporan yang tertuang dalam LHKPN Menyebut harta kekayaan Immawan Wahyudi terlapor tahun 2019 mencapai Rp2,027 miliar. Dan Sutrisna Wibawa sebesar Rp3,093 miliar.
Immawan Wahyudi memiliki harta tidak bergerak senilai Rp1,622 miliar. Yang terdiri dari tanah seluas 197 m2 di Kota Yogyakarta yang merupakan Hibah Tanpa Akta senilai Rp420 juta, tanah seluas 1150 m2 di Bantul atas hasil sendiri senilai Rp270 juta, tanah dan bangunan seluas 173 m2/134 m2 di Kota Yogyakarta yang merupakan Hibah Tanpa Akta senilai Rp370 juta, tanah seluas 2.110 m2 di Gunungkidul yang merupakan hasil sendiri senilai Rp250 juta, serta tanah seluas 125 m2 di kota Yogyakarta hasil sendiri senilai Rp 312,5 juta.
Untuk alat transportasi dan mesin, Immawan memiliki harta senilai Rp114 juta, masing-masing sepeda motor hasil sendiri tahun 2014 senilai Rp10 juta, Motor Yamaha Vixion Tahun 2015 hasil sendiri senilai Rp17 juta dan motor Honda matik tahun 2015 senilai Rp12 juta, serta mobil Toyota Kijang Innova tahun 2005 senilai Rp75 juta. Dan harta bergerak lainnya senilai Rp50 juta serta hutang Rp 2,169 miliar.
Sementara Bambang Wisnu Handoyo memiliki harta sebanyak Rp3,455 miliar dengan rincian tanah bangunan senilai Rp2,653 miliar yang terdiri dari warisan seluas 313 m2 di Glagah senilai Rp903 juta, tanah dan bangunan seluas 160 m2 di Kota Yogyakarta dari hasil sendiri senilai Rp700 juta, tanah seluas 3.639 m2 di Gunungkidul hasil sendiri senilai Rp525 juta serta tanah dan bangunan seluas 86 m2 di kota Yogyakarta senilai Rp525 juta.
Juga alat transportasi dan mesin senilai Rp280 juta masing-masing sepeda motor tahun 2005 senilai Rp5 juta, mobil Honda Freed tahun 2010 senilai Rp150 juta, mobil Ford Fiesta Rp125 juta dan harta bergerak lainnya Rp192 juta. Surat berharga lainnya adalah kas dan setara kas Rp114 juta. Untuk hutang, Kepala BKAD DIY ini punya hutang Rp129 juta.
Harta Bacalon Bupati Sutrisna Wibawa di antaranya tanah dan bangunan senilai Rp1,880 miliar yang terdiri tanah dan bangunan seluas 146 m2/45 m2 di Sleman dan merupakan hasil sendiri senilai Rp250 juta, tanah dan bangunan seluas 796 m2/70 m2 di Sleman hasil sendiri Rp398 juta, tanah seluas 514 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp257 juta, tanah seluas 1959 m2 di Sleman yang merupakan hasil sendiri senilai Rp450 juta, tanah seluas 1623 m2 di Gunungkidul hasil sendiri senilai Rp75 juta, tanah seluas 4880 m2 di Gunungkidul hasil sendiri senilai Rp200 juta, serta tanah seluas 475 m2 di Sleman dan hasil sendiri senilai Rp250 juta.
Sementara untuk alat transportasi senilai Rp350 juta terdiri dari mobil Honda Jazz tahun 2018 senilai Rp225 juta, mobil Toyota Innova Tahun 2014, hasil sendiri senilai Rp125 juta dan harta bergerak Rp 101 juta. Kas dan setara kas sekitar Rp762 juta di mana mantan rektor UNY ini tidak memiliki hutang.