Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dituding tidak ingin menimbulkan panik akibat Virus Corona (COVID-19) meski ia tahu bahwa virusnya berbahaya. Sejak Februari lalu, Trump sudah tahu bahwa virus ini berbahaya.
Meski demikian, Donald Trump mengaku tak ingin menimbulkan panik dan sengaja tidak mengumbar mengenai virusnya.
Baca Juga
Advertisement
"(COVID-19) menjalar melalui udara," ujar Donald Trump pada Februari lalu seperti dilansir BBC, Kamis (10/9/2020).
"Kamu tinggal bernapas dan begitulah virusnya menyebar," lanjut Trump. "Dan itu situasi yang sulit. Itu sangat rentan. Itu juga lebih mematikan dari flu berat."
Ucapan itu diungkap oleh jurnalis Bob Woodward. Donald Trump berkata ogah menimbulkan panik akibat COVID-19 sehingga ingin menampilkan seakan virus itu bukan masalah besar.
Pada konferensi pers Rabu kemarin waktu setempat, Donald Trump berkata tak ingin membuat orang ketakutan.
"Saya tidak ingin orang-orang takut. Tak ingin menimbulkan panik, seperti yang kamu bilang, dan tentunya tak ingin membawa negara ini atau dunia menuju kegaduhan," ujar Trump kepada reporter.
"Kita ingin menunjunkan kepercayaan diri. Kita ingin menunjukan kekuatan," kata Donald Trump yang turut mengkritik Bob Woodward.
Kasus COVID-19 di AS adalah yang terbanyak di dunia dengan total terkini 6,3 juta kasus. Donald Trump sering berkata kasus di AS banyak karena testing juga banyak.
Berdasarkan data The Covid Tracking Project, AS sudah melaksanakan lebih dari 80 juta tes.
Di Indonesia, Presiden Joko Widodo juga sempat mengakui tak ingin COVID-19 membuat panik.
"Perlu saya sampaikan bahwa gejala Virus Corona mirip seperti flu. Dan, faktanya sebagian besar dari pasien yang ada, baik di Wuhan, Jepang, Iran, dan Italia, hampir semuanya dapat sembuh dan pulih kembali," Kata Jokowi di Istana Kepresidenan pada Selasa, 3 Maret 2020.
"Jadi, kita tidak perlu ketakutan, tetapi tetap harus hati-hati, dan waspada dalam beraktivitas," kata Jokowi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jokowi Sebut Penanganan Covid-19 Kunci Pemulihan Ekonomi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, aspek kesehatan dalam penanganan Covid-19 harus selalu diprioritaskan dibandingkan ekonomi. Dia meyakini, apabila aspek kesehatan dapat tertangani dengan baik, maka ekonomi Indonesia dapat kembali pulih.
"Perlu saya ingatkan, sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik," kata Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin kemarin.
"Artinya fokus kita tetap nomor 1 adalah kesehatan, adalah penanganan Covid-19. Karena memang kuncinya ada di sini," sambungnya.
Untuk itu, Jokowi meminta jajarannya fokus terhadap penanganan Covid-19 untuk mencegah munculnya klaster-klaster penularan Covid-19.
Secara khusus, Jokowi menyoroti tiga klaster penularan Covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini. Adapun ketiganya yakni, klaster perkantoran, klaster keluarga, dan klaster pilkada.
Dia meminta agar ketiga klaster ini ditangani dengan baik untuk mencegah penularan virus corona yang lebih luas.
Jokowi menilai banyak masyarakat yang merasa sudah aman dari penularan Covid-19 saat berada di rumah dan kantor. Hal itu membuat masyarakat lupa menerapkan protokol kesehatan.
"Karena di rumah kita sudah merasa aman. Justru di situlah, yang kita harus hati-hati dalam perjalanan masuk kantor kita juga sudah merasa aman, sehingga kita juga lupa di dalam kantor protokol kesehatan," kata Jokowi.
Advertisement