Jakob Oetama dalam Kenangan Jokowi, Ma'ruf Amin hingga Anies Baswedan

Jakob Oetama meninggal dunia dalam usia 88 tahun di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kepergiannya diketahui akibat kondisi jantungnya yang melemah.

oleh Maria Flora diperbarui 10 Sep 2020, 13:34 WIB
Jakob Oetama (Foto: https://www.kompas.tv/Sumber: Pusat Informasi Kompas)

Liputan6.com, Jakarta - Taman Makam Pahlawan Kalibata menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama.

Pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, September 1931 itu meninggal dunia dalam usia 88 tahun di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kepergiannya diketahui akibat kondisi jantungnya yang melemah.

"Tidak ada hubungan dengan penyakit lain, beliau sudah 'swab test,' hasilnya negatif dua kali. Jadi betul-betul karena sakit jantung," ujar General Manager Corporate Communication Kompas Gramedia Saiful Bahri di Jakarta, Rabu, 9 September 2020 yang dikutip dari Antara.

Berpulangnya pendiri Kompas-Gramedia ini, tak sedikit tokoh negeri yang menyatakan duka cita mendalam dan merasa kehilangan atas kepergiannya.

Salah satunya datang dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Baginya, sosok Jakob Oetama dikenang sebagai tokoh pers yang memiliki daya kritis tinggi. 

Sedangkan di mata Wapres Ma'ruf Amin, sosok Jakob Oetama merupakan tokoh pers teladan yang telah membawa junalisme Indonesia menjadi lebih baik. 

"Semoga arwah beliau beristirahat dengan damai dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kesabaran," ucap Ma'ruf di Kediaman Resmi Wapres, Rabu, 9 September 2020 kemarin. 

Berikut sederet kenangan akan sosok pendiri Kompas-Gramedia, Jakob Otama dari Jokowi, Ma'ruf Amin hingga sejumlah tokoh negeri dihimpun Liputan6.com

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Presiden Jokowi

Pesan Presiden Jokowi dan Menkes soal Vaksin Campak

Duka cita mendalam disampaikan Presiden Jokowi lewat akun media sosialnya, atas berpulangnya pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama. Jokowi mengenang sosok Jakob sebagai tokoh pers yang yang memiliki daya kritis tinggi.

"Turut berduka cita atas kepergian Bapak Jakob Oetama, tokoh pers, pendiri dan pemimpin Harian Kompas, hari ini di usia 88 tahun. Almarhum seorang jurnalis sejati, punya daya kritis tinggi, yang disampaikan dengan bahasa halus dan santun," tulis Jokowi di akun twitternya, Rabu, 9 September kemarin. 

"Selamat jalan Bapak Jakob Oetama," sambungnya.

Sebelumnya, kabar meninggalnta Jakob Oetama disampaikan pertama kali dalam siaran Live Kompas TV Rabu, 9 September 2020. 

"Telah meninggal dunia pendiri Kompas Gramedia, tokoh pers nasional, Pak Jakob Oetama," demikian pernyataan dari Kompas TV. 

Dikutip dari siaran Kompas TV, pihak keluarga sudah datang di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. 


Wapres Ma'ruf Amin

Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Biro Pers Sekretariat Wapres)

Ucapan duka cita mendalam juga disampaikan Wapres Ma'ruf Amin dari kediaman resminya, Rabu, 9 September 2020. 

Bagi Ma'ruf, mendiang pendiri Kompas Gramedia Group itu adalah tokoh pers teladan yang telah membawa junalisme Indonesia menjadi lebih baik.

"Beliau (Jakob Oetama) merupakan teladan dalam dunia jurnalisme Indonesia. Sebagai seorang jurnalis dan pendiri perusahaan media ternama, beliau telah menunjukkan ketekunan dan kerja keras dalam membawa jurnalisme Indonesia menjadi semakin baik," ungkapnya.

Selain turut berbelasungkawa, Wapres juga mengajak seluruh jajaran Kompas Gramedia Group agar dapat meneladani ketekunan, kerja keras, serta komitmen almarhum dalam menjunjung tinggi nilai dan etika jurnalistik.

"Kepada seluruh jajaran Kompas Gramedia Group, kiranya ketekunan dan kerja keras beliau (Jakob Oetama) dapat diteladani dengan terus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan etika jurnalistik dalam setiap pemberitaan," pesannya.


Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Dalam akun instagram resminya @khofifah, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Pendiri Kompas-Gramedia, Jakob Oetama. 

"Secara pribadi dan atas nama Pemprov Jawa Timur, saya menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Pak Jakob. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan, diampuni segala dosa dan khilafnya dan diterima segala amal dan kebaikannya," tulisnya, Rabu, 9 September 2020.

Khofifah menuturkan, Indonesia kehilangan salah satu jurnalis terbaiknya. Ia menuturkan, sosok Jakob Oetama dikenal sebagai sosok cerdas, humanis, sederhana dan berintegritas.

"Indonesia kehilangan salah satu jurnalis terbaiknya. Bapak Jakob Oetama dalam usia 88 tahun. Pendiri Kompas Gramedia yang juga Tokoh Pers Nasional ini terkenal sebagai sosok yang cerdas, humanis, sederhana dan penuh integritas," tulis dia.

"Selamat Jalan Pak Jakob. Tugasmu mengemban amanat hati nurani rakyat akan terus dilanjutkan oleh jurnalis-jurnalis muda Indonesia selanjutnya," tulis Khofifah.


Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono

Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono (tengah). (foto: dokumentasi Humas Polri)

Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono turut menyampaikan duka dan bela sungkawa atas meninggalnya pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama.

Argo menyebut, Jakob Oetama merupakan jurnalis senior dan tokoh pers nasional. Sosoknya sangat sederhana dan selalu mengutamakan kejujuran, integritas, rasa syukur, dan humanisme.

"Sebagai mitra, kami atas nama keluarga besar Mabes Polri turut berduka cita atas meninggalnya pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama. Semoga segala kebaikannya diterima Tuhan Yang Maha Esa," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangannya, Rabu, 9 September 2020.

"Indonesia kehilangan tokoh pers terbaik," sambung Argo.


Gubernur Anies Baswedan

Rencana pembukaan bioskop, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tegaskan pelaku usaha bioskop harus patuhi protokol kesehatan saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (26/8/2020). (Dok Tim Komunikasi Publik Satgas COVID-19)

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenang pertemuan pertamanya dengan sosok Jakob Oetama saat dirinya masih menjadi mahasiswa.

"Ketemu pertama kali saat saya kuliah, kami ada undangan diskusi di Kompas. Saya waktu itu masih mahasiswa. Itu pertama kali ketemu pak Jakob," ujar Anies dilansir Antara

"Saya ingat sekali kesan saya sangat dalam ketika (Jakob Oetama) mengungkap pikirannya. Saya masih mahasiswa. Pulang dari sini ini toh di balik koran Kompas itu ada seorang guru, ada seorang ayah, ada seorang pembimbing yang membuat seluruh jajarannya itu punya visi yang sama dengan beliau," sambungnya.

Anies melanjutkan bahwa dirinya juga sering berdiskusi dengan mendiang Jakob Oetama. Anies melihat bahwa Jakob Oetama merupakan orang yang sangat mencintai bangsa Indonesia melalui karya-karyanya.

Anies melanjutkan bahwa dirinya juga sering berdiskusi dengan mendiang Jakob Oetama. Anies melihat bahwa Jakob Oetama merupakan orang yang sangat mencintai bangsa Indonesia melalui karya-karyanya.

"Selalu saya menemukan, satu memiliki kecintaan kepada Indonesia yang tanpa syarat, selalu memikirkan keutuhan bangsa, selalu memikirkan tentang bagaimana bangsa ini bisa maju, bangsa ini bisa bersatu," kenang Anies Baswedan.

Sosok Jakob Oetama, menurut Anies, mampu mewujudkan gagasan-gagasan yang ada dalam pikirannya menjadi sebuah aksi nyata. Hal itu yang tidak semua orang bisa melakukannya.

"Banyak dari kita yang punya visi tapi belum tentu bisa menerjemahkan dalam aksi seperti pak Jakob," tuturnya.


Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh

Ketua Dewan Pers periode 2019-2022, Mohammad Nuh memberi sambutan pada acara Pisah Sambut Anggota Dewan Pers di Jakarta, Rabu (12/6/2019). Mantan Mendikbud, Mohammad Nuh resmi menjadi Ketua Dewan Pers periode 2019-2022. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bagi Ketua Dewan Pers Indonesia M Nuh, pendiri Kompas Gramedia dan Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama, memiliki kecintaan pada Indonesia.

"Beliau memang tegak lurus untuk urusan merah putih, karatnya itu sudah 1000 karat lah, enggak perlu lagi dipertanyakan," ujar M Nuh saat melayat di persemayaman pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama di gedung Kompas Gramedia Jakarta, Rabu malam, 9 September 2020. 

Mantan Menteri Pendidikan itu mengenang sosok Jakob yang sangat menaruh konsen pada bidang kemanusiaan, dan nilai ke-Indonesiaannya.

"Saya tangkap beliau orang yang sangat jernih, cerdas dan sangat santun. Beliau menghormati siapa pun, saya yang nisbi muda, kalau berbicara, diskusi juga mendengarkan dengan baik," ujarnya dilansir Antara.

Selain itu, Jakob juga dinilai sangat menaruh perhatian pada pemanfaatan bonus digital, pada era digital media saat ini. Perpaduan itu diramu oleh Jakob hingga menjadikan media di Indonesia semakin berkembang.


Sandiaga Uno

Pengusaha Sandiaga Uno hadiri pesta wirausaha di Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sedangkan bagi mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Jakob Oetema idak hanya dikenang sebagai Tokoh Pers Nasional tapi juga seorang wirausaha (entrepreneur) sukses yang menginspirasi anak-anak muda untuk berwirausaha.

"Kita semua kehilangan seorang tokoh 'pioner' bangsa kita di dunia usaha, seorang insan pers yang bertransformasi menjadi 'entrepreneur' sukses dan menginspirasi," kata Sandi dilansir Antara usai melayat di rumah duka di Jalan Srikaya V No 40, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam kemarin. 

Di mata Sandi, Jakob Oetama adalah tokoh yang menginspirasi karena tidak hanya mampu mendirikan media besar juga menciptakan peluang usaha serta lapangan pekerjaan seperti Grup Kompas.

"Bukan hanya di industri media tapi juga di properti, MICE dan pariwisata. Kita hari ini kehilangan tokoh Pak Jakob Oetama," kata pengusaha kelahiran Pekanbaru, Riau ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya