Liputan6.com, Jakarta - Peti jenazah pendiri grup Kompas Gramedia dan tokoh pers Jakob Oetama telah ditutup dan diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata pada Kamis (10/9/2020) pukul 10.36 WIB.
Penutupan peti dilakukan setelah misa pelepasan secara Katolik di lobi gedung Kompas Gramedia pada pagi ini.
Advertisement
Dilansir dari Antara, Ketua MPR Bambang Seoesatyo memimpin serah terima jenazah Pemimpin Umum Harian Kompas itu.
"Saya Bambang Soesatyo, Ketua MPR Republik Indonesia atas nama negara, bangsa dan Tentara Nasional Indonesia, menerima jenazah almarhum Doktor Honoris Clausa Jakob Oetama. Selanjutnya jenazah almarhum akan saya berangkatkan ke tempat pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata untuk dimakamkan secara militer," kata Bambang usai menerima peti jenazah dari keluarga di Jakarta pada Kamis.
Prosesi penyerahan jenazah itu dilakukan secara militer dengan melibatkan Garnisun Tetap I/Jakarta. Usai serah terima itu, peti jenazah yang berselimutkan bendera Merah Putih itu langsung diberangkatkan ke TMPNU Kalibata.
Turut hadir dalam misa pelepasan yang diadakan di lobi gedung lama Kompas itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.
Menurut juru bicara keluarga Jakob Oetama, tokoh pers nasional itu dimakamkan di TMPNU Kalibata karena almarhum adalah penerima Bintang Mahaputra yang diberikan Presiden Suharto pada 1973. Penghargaan itu diberikan karena kapasitasnya sebagai insan pers dan anggota MPR.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Wafat di usia 88 tahun
Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama tutup usia pada Rabu, 9 September 2020 pukul 13.05 WIB di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta dalam usia 88 tahun.
Jakob Oetama masuk Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading sejak akhir Agustus 2020.
"Beliau masuk RS minggu keempat bulan Agustus, jadi tepatnya tanggal 21 Agustus dirawat sampai hari ini," ujar General Manager Corporate Communication Kompas Gramedia Saiful Bahri di Jakarta, Rabu.
Saiful menjelaskan Jakob meninggal akibat jantungnya yang sudah melemah. Dia juga menyangkal jika Jakob memiliki penyakit lain yang menyertainya.
"Tidak ada hubungan dengan penyakit lain. Beliau sudah 'swab test,' hasilnya negatif dua kali. Jadi betul-betul karena sakit jantung," ujar dia.
Advertisement
Tokoh Pers Nasional
Jakob Oetama merupakan jurnalis senior Indonesia yang dikenal sebagai pendiri dan pemilik Kompas Gramedia Group. Pria kelahiran 27 September 1931 ini mengawali kariernya sebagai jurnalis dengan menjadi redaktur di majalah mingguan Penabur pada 1956.
Pada 1963, dia menerbitkan majalah Intisari bersama rekannya sesama jurnalis, PK Ojong. Dua tahun kemudian, mereka mendirikan harian Kompas pada 28 Juni 1965.
Di bawah kepemimpinannya, Kompas berkembang pesat hingga kini memiliki beberapa anak perusahaan, mulai dari yang bergerak di bidang media massa, percetakan, hingga universitas.
Semasa hidupnya, Jakob menerima sejumlah penghargaan akademis. Mulai dari, gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi dari Universitas Gajah Mada dan Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah Indonesia pada 1973.