Liputan6.com, Jakarta Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia diperingati setiap tanggal 10 September. Tahun ini, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJ) dan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia mengangkat tema "Masyarakat Peduli, Bunuh Diri Bisa Dicegah".
Peningkatan kasus bunuh diri yang terjadi masyarakat menunjukkan bahwa kesehatan jiwa penting diperhatikan agar kasus bunuh diri bisa dicegah. Kesadaran mengenai kesehatan jiwa ini harus dibangun di setiap lapisan masyarakat.
Advertisement
Berangkat dari kondisi tersebut, bertepatan dengan peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia tahun ini, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJ) dan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia yang selama ini berkolaborasi dan berpartisipasi aktif membantu upaya Pemerintah mewujudkan kesehatan jiwa dan kesejahteraan psikologis masyarakat Indonesia, merilis pernyataan bersama:
1. Pikiran, niat atau tindakan bunuh diri mempunyai penyebab multidimensional, bio-psiko-sosial; bukan semata diakibatkan lemahnya keimanan seseorang.
2. Bunuh diri dapat dicegah. Pikiran tentang kematian dan menyakiti diri adalah masalah kesehatan jiwa yang perlu mendapatkan penanganan intensif dari psikiater dan psikolog klinis agar tak berujung pada tindakan bunuh diri.
3. Masyarakat perlu mengenali tanda-tanda kecenderungan individu melakukan upaya tindakan bunuh diri seperti ucapan, ide, niat mengakhiri hidup, penyebutan alat dan waktu untuk mengakhiri hidup. Segera cari bantuan terdekat apabila mengetahui ada individu yang mempunyai kecenderungan upaya tindakan bunuh diri.
4. Masyarakat perlu mempelajari dan memahami berbagai hal yang dapat melatarbelakangi permasalahan kesehatan jiwa dan penanggulangannya. Untuk itu PDSKJI dan IPK Indonesiamenyediakan diri untuk menjadi pendamping masayarakat untuk mewujudkan kesehatan mental masyarakat Indonesia.
"Ingat, depresi adalah penyakit yang bisa dicegah dan bisa disembuhkan. Tindak bunuh diri juga bisa dicegah, jika masyarakat bisa mengenali dan segera mencarikan bantuan," demikian pesan yang disampaikan oleh Ketua Umum PP PDSKJI dan Ketua Umum PP IPK Indonesia melalui keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Kamis (10/9/2020).
Tingkat Bunuh Diri di Dunia
Kondisi pandemi COVID-19 yang telah berlangsung cukup panjang menimbulkan beragam masalah kesehatan mental. Data Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK-Indonesia) terhadap 14.619 individu yang telah mereka tangani menunjukkan empat masalah yang paling banyak ditemui saat ini yaitu kesulitan belajar, kecemasan, stres, dan gangguan mood antara lain depresi.
Data tersebut selaras dengan temuan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI. Temuan berdasarkan hasil kuesioner swaperiksa masyarakat itu menunjukkan bahwa 57,6 persen yang melakukan swaperiksa teridentifikasi dengan gejala depresi. Lalu 58,9 persen pasien swaperiksa melaporkan punya pikiran kematian dan menyakiti diri sendiri, bahkan 15,4 persen diantaranya melaporkan bahwa mereka mengalaminya setiap hari.
Lebih dari 800.000 orang di dunia meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya, yang berarti 1 orang bunuh diri setiap 40 detik (International Association for Suicide Prevention / IASP, 2020). Angka ini tidak berhenti di sini, karena orang-orang terdekat dari orang yang meninggal karena bunuh diri adalah kelompok berisiko tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri akibat trauma kehilangan, stigma yang terasosiasi dengan kehilangan ini, juga karena potensi masalah keluarga / lingkungan yang serupa serta adanya peniruan sosial (social modelling).
Namun, apabila masyarakat peduli, maka bunuh diri dapat dicegah. Mari bersama menjadi masyarakat yang peduli, agar dapat melakukan pencegahan bunuh diri di lingkungan sekitar kita.
Advertisement
Kontak Bantuan
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit.
Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.