Liputan6.com, Jakarta - Sektor kontruksi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami penurunan 11,41 persen di Triwulan II 2020. Hal ini berdampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi daerah.
"Penurunan di angka 11,41 persen yoy, sektor konstruksi memberi andil sebesar 2,16 persen yoy pada penurunan ekonomi Kepri secara keseluruhan paling besar dari 13 sektor yang tumbuh negatif," kata Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia ( KPwBI) Provinsi Kepulauan Riau Musni K Atmaja kepada wartawan, Kamis (10/9/2020).
Advertisement
Sementara hanya tiga sektor yang mengalami pertumbuhan positif, yakni industri pengolahan tumbuh sebesar 0,51 persen; administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib sebesar 0,23 persen dan informasi dan komunikasi sebesar 0,45 persen.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid mengatakan, kondisi ini karena sektor konstruksi memang menjadi yang utama penyumbang pertumbuhan ekonomi setelah industri pengolahan yang tumbuh positif.
“Aktivitas konstruksi memang paling banyak menyumbang pertumbuhan perekonomian Kepri. Ketika ini tumbuh minus, maka sektor lain akan terbawa,” kata Rafki.
Sektor yang tumbuh negatif seperti jasa lainnya, kata Rafki, memang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas usaha, utamanya di sektor pariwisata.
Hal serupa juga terjadi pada nilai investasi Kepri yang turun sebesar 8,64 persen pada triwulan II 2020. Secara keseluruhan ekonomi Kepri terkontraksi sebesar 6,66 persen yoy pada triwulan II 2020, lebih rendah dibandingkan pada triwulan sbelumnya sebesar 2,06 persen yoy.
Sepanjang 2020 ini, pertumbuhan ekonomi Kepri diperkirakan lebih rendah dari tahun 2019 dan akan meningkat pada 2021.