Liputan6.com, Jakarta - Usaha mikro dan kecil menengah (UMKM), salah satu sektor usaha terkena dampak pandemi COVID-19. Melihat kondisi tersebut, pengamat ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Wisnu Wibowo mengusulkan untuk mendorong mahasiswa membantu UMKM Go Digital lewat program kuliah kerja nyata (KKN).
Wisnu menuturkan, saat ini kunci mengembangkan UMKM yaitu inovasi dan transformasi digital. Ia menuturkan, inovasi tersebut bisa dalam bentuk produk dan membaca peluang bisnis dari yang tidak ada menjadi ada. Selain itu, UMKM dinilai memiliki fleksibel untuk mengambil peluang lainnya sehingga bertransformasi dengan mengikuti situasi dan perkembangan di masyarakat.
Wisnu menuturkan, fleksibilitas itu dapat dilakukan UMKM lantaran modal tidak terlalu besar. Meski demikian, UMKM dinilai butuh pendampingan dalam berinovasi dan bertransformasi digital.
Baca Juga
Advertisement
"Ada proses pendampingan itu yang harus dilakukan,"ujar Wisnu saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat (11/9/2020).
Wisnu menuturkan, proses pendampingan UMKM Go Digital perlu dilakukan mengingat tantangan dihadapi antara lain tingkat kesiapan UMKM menerapkan teknologi seperti memakai internet, memanfaatkan media sosial, dan lainnya. Selain itu, infrastruktur teknologi juga masih lemah terutama sinyal yang belum stabil.
"Sekitar 23,8 persen UMKM sudah memahami bisnis secara daring. Kemudian tantangan lainnya kesiapan SDM, karena UMKM didominasi kualitas SDM belum mumpuni, jadi kesiapan untuk gunakan internet masih rendah," ia menambahkan.
Oleh karena itu, Wisnu mengusulkan perguruan tinggi membantu UMKM Go Digital, salah satunya lewat program kuliah kerja nyata (KKN). Seiring pandemi COVID-19 yang terjadi, menurut Wisnu, program KKN bisa dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Cara buat website, merek dagang karena harus dilindungi, akses untuk ke media sosial. Seluruh kegiatan KKN ditransformasikan jadi satu program one student, one UMKM. Setiap mahasiswa mempunyai kewajiban angkat UMKM Go Digital. Ini bisa dilakukan dengan UMKM di sekitar tempat mahasiswa itu tinggal dengan menerapkan protokol kesehatan. Dibentuk KKN inovatif," ujar KSP S2 Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ini.
"Mahasiswa betul-betul mendampingi dengan membuat website, mengenalkan ke media sosial, menjelaskan dan melindungi merek dagang, ini bisa dilakukan tak hanya mahasiswa ekonomi tetapi juga multidisiplin," ia menambahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perlu Jaga Kesiapan Menjaga Pasar
Selain pendampingan untuk UMKM Go Digital, Wisnu mengatakan, perlu juga untuk menjaga kesiapan pasar bagi UMKM. Hal ini juga jadi faktor untuk mendorong UMKM mau Go Digital. Selama ini menurut Wisnu, ada sejumlah UMKM enggan Go Digital karena kekhawatiran tidak ada pasar dan tidak mengetahui teknologi.
"Pemerintah dan swasta perlu menjaga kesiapan pasar, misalkan dengan membeli produk UMKM. Ini perlu pendampingan,” tutur dia.
Wisnu mengatakan, UMKM merupakan pahlawan ekonomi Indonesia. Saat ini, UMKM terkena dampak pandemi sehingga butuh bantuan untuk membantu memulihkan ekonomi Indonesia.
"UMKM yang juga pahlawan ekonomi sedang sakit dan terdampak akibat pandemi. UMKM tidak boleh mati, karena kalau pahlawan ekonomi mati susah pemulihan ekonomi ke depannya," ujar dia.
Advertisement