Maroko Buka Pintu untuk Wisatawan Mancanegara, Apa Saja Syaratnya?

Maroko adalah salah satu destinasi paling populer di Afrika Utara bagi pelancong Indonesia.

oleh Asnida Riani diperbarui 11 Sep 2020, 22:02 WIB
Seorang wanita berjalan di sepanjang gang kecil, Kota Chefchaouen, Maroko, Minggu (1/5). Keindahan kota Chefchaouen bahkan mengalahkan keindahan kota penuh cinta, Paris. (FADEL SENNA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Terhitung minggu ini, Maroko membuka kembali perbatasan mereka untuk pelancong bisnis dan orang asing. Syaratnya, seperti dikutiip dari Lonely Planet, Jumat (11/9/2020), wisatawan mancanegara (wisman) harus mengonfirmasi reservasi hotel.

Pelonggaran pembatasan ini berlaku untuk pelancong dari 67 negara yang dibebaskan visa, termasuk Indonesia, Uni Eropa, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Tapi, Kementerian Luar Negeri Maroko belum menegaskan lebih lanjut perihal kriteria khusus untuk masuk.

Maroko merupakan negara terakhir di Afrika Utara yang buka pintu untuk wisatawan mancanegara, meski persyaratan masuk dan kewarganegaraan yang diizinkan terus berubah. Mesir telah mulai lebih dulu menyambut pelancong pada Juli, dan Tunisia membuka perbatasan untuk orang asing pada Juni.

Kendati demikian, negara ini sebenarnya masih berjuang melawan meningkatnya jumlah kasus virus corona baru. Karenanya, beberapa kota populer bagi turis, termasuk Marrakesh, Fez, Casablanca, dan Tangier, belum bisa dikunjungi.

Wilayah-wilayah tersebut masih berada di bawah pembatasan pergerakan ketat yang dimulai akhir Juli dan berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut. Tak seorang pun diizinkan meninggalkan atau memasuki kota-kota ini, kecuali memiliki kebutuhan medis dan mengantongi surat izin dari otoritas setempat.

Selain mengonfirmasi pemesanan hotel, wisatawan diharuskan menunjukkan tes negatif COVID-19 yang dikeluarkan tidak lebih dari 48 jam. Memakai masker wajah di tempat umum pun wajib dilakukan selama di Maroko.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rekor Catatan Kasus Harian

Seorang pria melompat untuk menyelam ke Samudra Atlantik dari dinding masjid Hassan II di Casablanca, Maroko (7/2/2020). Masjid ini memiliki minaret yang paling tinggi di dunia dengan ketinggian 210 meter (689 kaki) dan memiliki kapasitas 25.000 orang. (AP Photo/Mosaab Elshamy)

Maroko memberlakukan salah satu pembatasan wilayah paling ketat di dunia dalam mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2. Pihaknya menutup perbatasan darat, udara, dan laut bagi semua pelancong pada pertengahan Maret.

Keputusan ini sempat membuat puluhan ribu orang Maroko di luar negeri, serta wisman di dalam negeri terdampar. Namun, kebijakan memulangkan pelancong, entah lewat pemerintah maupun usaha per orangan dilakukan secara bertahap.

Pun dengan warga Maroko yang berada di luar negeri. Kebjikaan pembukaan kembali perbatasan ini ditetapkan di tengah rekor jumlah harian kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di negara tersebut. Per Kamis, 10 September 2020, Maroko mencatatkan 79.767 kasus COVID-19 dengan 61.850 pasien sembuh dan 1.491 kematian.

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya