Liputan6.com, Washington D.C - 19 tahun lalu, salah satu serangan terorisme paling mengerikan terjadi di belahan Bumi Amerika Serikat. Boom... 11 September 2001, diawali pesawat menabrak menara World Trade Center (WTC).
Penyerangan WTC itu kemudian lebih dikenal dengan tragedi serangan 9/11.
Advertisement
Kala itu, pelaku serangan berawal saat 19 pembajak dari kelompok militan Al Qaeda membajak 4 pesawat jet penumpang pertama Boeing-767.
Pesawat yang membawa bahan bakar 20 ribu galon itu ditabrakkan ke bagian utara WTC yang terletak di jantung kota New York.
Tak lama kemudian, Boeing-737 dari maskapai yang sama terbang menukik tajam ke bagian selatan gedung tersebut. Sebagian sisi gedung pun runtuh, orang-orang yang berada di dalamnya tewas, demikian dikutip dari laman History.com.
Kejadian ini tentu masih lekat dalam ingatan masyarakat AS dan dunia. Sebab, bukan hanya kerusakan bangunan megah tetapi hilangnya nyawa manusia. Luka yang begitu menyakitkan itu mungkin tak pernah bisa mengobati keluarga korban.
Dunia terhenyak saat menyadari negara digdaya alias superpower ternyata bisa kecolongan. Mengincar jantung perekonomian AS.
Untuk mengenang jasad mereka yang tewas, telah dibangun momumen 9/11. Dalam catatan resmi, ada sekitar tiga ribu orang yang meninggal. Sementara ada banyak yang mengalami cacat pada anggota tubuh.
Saksikan Juga Video Ini:
Kronologi Serangan
Menurut History.com, kejadian mengerikan dimulai pada pukul 08.45 waktu setempat.
Pesawat pertama, yakni American Airlines Boeing 767 yang memuat 20 ribu galon bahan bakar dibajak dan dijatuhkan ke menara utara gedung kembar WTC, New York.
Lantai 80 hingga lantai 110 dan puncak menara langsung terbakar seketika. Saat itu, para eksekutif sedang sibuk bekerja.
Ribuan orang di dalamnya langsung tewas seketika. Saat jutaan pasang mata tertuju di menara utara, 18 menit kemudian, pesawat kedua pesawat American Airlines lainnya, Boeing 767 dengan nomor penerbangan 175 muncul dari balik awan, kemudian menghantam lantai 60 menara selatan.
Gedung bagian tengah meledak dahsyat. Situasi makin mencekam. Fokus orang-orang di New York sedikit teralihkan ketika pesawat American Airlines lainnya, dengan nomor penerbangan 77 jatuh menghujam markas Pentagon.
Sekitar 125 prajurit dan warga di dalam Pentagon tewas. Juga termasuk 64 orang yang berada di pesawat yang dibajak tersebut.
Sekali lagi, jantung warga AS dan dunia dibuat berdetak kencang. Ketika 15 menit kemudian, menara utara Gedung WTC ambruk diliputi kepulan asap dan tebu ekstra tebal. Boom, kira-kira begitu bunyinya.
Tak lama, menara utara pun runtuh. Akibatnya hampir 3.000 orang di sekitar Gedung WTC tewas, termasuk 343 petugas pemadam kebakaran dan 23 polisi New York, juga aparat pelabuhan, yang berusaha keras untuk menyelamatkan korban di dalam gedung. Sungguh tragis.
Situs Voice of America menyebut korban tersebut tersebar di New York, Virginia dan Pennsylvania.
Laman tersebut juga menyebut tragedi itu merupakan serangan paling mematikan di tanah Amerika sejak Pearl Harbor pada tahun 1941. Peristiwa 11 September 2001 itu secara permanen mengubah persepsi keamanan Amerika dan mendorong Presiden George W. Bush untuk menyatakan perang melawan terorisme dan menyerang Afghanistan.
Tugu peringatan bagi mereka yang tewas dalam serangan itu sekarang berdiri di ketiga lokasi di New York, Virginia dan Pennsylvania.
Situs jatuhnya Pentagon dengan cepat dibangun kembali setelah serangan itu. Menara baru di situs World Trade Center membutuhkan waktu lebih lama untuk dibangun, tetapi sekarang menjulang di atas cakrawala Manhattan sebagai gedung tertinggi di Amerika Serikat.
Advertisement
Teroris Meruntuhkan Fondasi Gedung, Bukan Fondasi Negara
Presiden AS saat itu, George W Bush berang. Dia menegaskan, "teroris memang berhasil meruntuhkan fondasi gedung terbesar di negeri ini, tapi mereka tidak akan bisa meruntuhkan fondasi negara kami. Mereka bisa menghancurkan baja yang kuat, tapi tidak akan bisa menghancurkan tekad kami."
Menurut laporan media internasional, teror 9/11 ini dilakukan oleh 19 teroris di bawah komando pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden. Dari 19 pembajak, 15 orang di antaranya merupakan warga Arab Saudi. Beberapa pelaku telah tinggal di AS selama lebih daru satu tahun.
Beberapa lainnya menyusup ke Negeri Paman Sam beberapa bulan sebelum kejadian. Dalam aksinya, para pelaku tersebut berhasil menembus pengamanan di tiga bandara di wilayah East Coast dan membawa empat pesawat. Pesawat dipilih karena telah diketahui membawa bahan bakar yang banyak, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembajakan. Sebagai balasan, AS menyergap Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan pada 11 Juni 2011.
Osama dinyatakan tewas dalam penangkapan.