Jakarta PSBB Lagi, Satgas COVID-19: Ini Menunjukkan Kita Belum Belajar Bersama

Jubir Satgas Wiku Adisasmito meminta agar semua pihak belajar bersama agar mampu mengendalikan penyebaran COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Sep 2020, 15:00 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito sebut kasus aktif Jawa Barat masih lebih tinggi dari nasional per 2 September di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (3/9/2020). (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan dan Pemulihan Ekonomi Nasional)

Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan COVID-19 menyebut bahwa pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan dilakukan lagi di DKI Jakarta menunjukkan bahwa selama beberapa bulan yang lalu, semua pihak belum berhasil untuk belajar bersama dalam mengendalikan COVID-19.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa mobilitas penduduk yang terkendali bisa mencegah transmisi COVID-19. Strategi ini harusnya bisa dilakukan apabila kantor-kantor mengikuti imbauan dari pemerintah.

Dalam dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Jumat (11/9/2020), Wiku mengatakan bahwa berdasarkan aturan dari Menpan-RB, untuk aparat sipil negara di kota-kota besar dan pusat pemerintahan, jumlah mereka yang bekerja di kantor harus dibatasi sesuai status zonasi.

"Untuk misalnya zona merah maka yang bekerja hanya 25 persen, kalau zona oranye 50 persen, kalau zona kuning 75 persen, kalau zona hijau maksimum sampai dengan 100 persen. Tentunya itu disesuaikan, jadi apabila zonanya berubah ya harus berubah," kata Wiku.

"Untuk yang dari pekerjaan lainnya dari swasta dan yang lainnya, juga harus bisa mengikuti seperti itu," tegasnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Belum Belajar Bersama

Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara bagi masyarakat, Wiku meminta untuk tetap di rumah apabila benar-benar tidak ada keperluan yang penting. Ia mengatakan, cara ini dilakukan demi mengendalikan pergerakan penduduk sehingga risiko penularan COVID-19 menjadi lebih kecil.

"Kalau keluar rumah, gunakan protokol kesehatan disiplin dan ketat," katanya.

"Ini adalah ujian buat kita semuanya, yang baru saja kami sampaikan, mungkin kita perlu mundur selangkah untuk maju lebih pesat ke depan," kata Wiku menambahkan.

"Pengalaman PSBB, kemudian PSBB transisi, kemudian sekarang menjalankan PSBB lagi yang sama, itu menunjukkan bahwa ternyata kita sudah sekian bulan, 6 bulan, belum sukses belajar bersama."

Maka dari itu, Wiku meminta agar semua pihak untuk belajar bersama terkait kedisiplinan dalam mencegah COVID-19.

"Mari kita belajar, bersama, untuk yang kali ini, kali terakhir, kita bisa disiplin dan kalau kita mulai beraktivitas nanti, tidak meningkatkan kasusnya. Intinya disiplin saja, menggunakan masker, jaga jarak, sering cuci tangan pakai sabun sehingga virusnya ini tidak bisa menular lagi."


Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya