Liputan6.com, New Delhi- India melaporkan hampir 100.000 kasus Virus Corona COVID-19 dalam 24 jam.
Menanggapi kelonjakan infeksi itu, pihak berwenang di negara tersebut memerintahkan pengujian ulang terhadap banyak penduduk secara luas yang hasil tes COVID-19 pertamanya berasal dari metode pengujian yang dinilai kurang dapat diandalkan.
Advertisement
Dikutip dari Associated Press, Jumat (11/9/2020), infeksi Virus Corona COVID-19 di India telah naik sebanyak 96.551 kasus dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kasus secara nasional menjadi 4,56 juta, menurut kementerian kesehatan negara tersebut.
Tak hanya itu, jumlah orang yang meninggal dunia karena COVID-19 juga mencapai 1.209, menjadikan total kematian di India menjadi 76.271.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pengujian Ulang Bagi Orang dengan Gejala COVID-19
Kementerian Kesehatan India juga menerangkan bahwa tes antigen cepat yang berujung negatif harus dilakukan kembali melalui metode RT-PCR yang lebih bisa diandal, yang merupakan standar emas bagi tes Virus Corona COVID-19 untuk menemukan kode genetik virus.
Perintah pengujian ulang COVID-19 itu diberikan kepada mereka yang mendapatkan hasil negatif tetapi kemudian mengalami demam, batuk atau sesak napas, atau mengembangkan gejala dalam tiga hari setelah dites negatif.
Perintah tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa orang-orang yang terinfeksi COVID-19 tidak terdeteksi dan untuk membantu memeriksa penyebaran penyakit di antara kontak di sekitar mereka.
Dengan menggunakan antigen cepat, atau protein virus, memungkinkan India untuk secara dramatis meningkatkan kapasitas pengujiannya menjadi lebih dari 1,1 juta dalam sehari.
Tetapi, tes yang lebih cepat dan lebih murah Ddiketahui kurang dapat diandalkan dan kerap membuat pengujian ulang direkomendasikan.
Di hari sebelumnya, yaitu pada 10 September, India telah mencatat sebanyak 95.735 infeksi baru COVID-19 yang terdeteksi dalam 24 jam terakhir, dengan 1.172 orang meninggal dunia dalam sehari, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Advertisement