Liputan6.com, Jakarta- Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan kesepakatan damai antara Israel dan Bahrain pada 11 September 2020.
Presiden Trump menyebut tercapainya kesepakatan itu sebagai "hari yang bersejarah," seperti dikutip dari AFP, Sabtu (12/9/2020).
Advertisement
Ia juga menyatakan Israel dan Bahrain telah menjalin hubungan diplomatik secara penuh dan relasi komersil.
"Mereka akan bertukar kedutaan dan duta besar, memulai penerbangan langsung antara negara dan meluncurkan inisiatif kerja sama di berbagai sektor, termasuk kesehatan, bisnis, teknologi, pendidikan, keamanan dan pertanian," terang Presiden Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Sementara itu, Bahrain mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa pihaknya telah setuju untuk meresmikan kesepakatan dengan Israel dalam suatu upacara yang akan digelar pada 15 September mendatang di Gedung Putih, di mana Uni Emirat Arab juga akan menandatangani kesepakatan serupa yang telah diumumkan pada pertengahan Agustus 2020.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Trump telah berbicara pada Jumat pagi waktu setempat sebelum mengumumkan terobosan baru tersebut.
Dalam pembicaraan via telepon itu, Bahrain mengatakan bahwa raja "menekankan perlunya mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif sebagai pilihan strategis, sesuai dengan solusi dua negara dan resolusi relevan dari legitimasi internasional".
Seorang pejabat senior di Manama, Ibu Kota Bahrain, juga menyampaikan bahwa kesepakatan itu akan meningkatkan "keamanan, stabilitas, kemakmuran" kawasan.
Israel, hingga saat ini hanya mampu mencapai dua perjanjian perdamaian serupa dengan negara-negara Arab. Kesepakatan damai dilakukan dengan Mesir pada tahun 1979 dan Yordania pada 1994.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sambutan dari PM Benjamin Netanyahu Hingga Harapan Presiden Donald Trump
Saat merayakan tercapainya kesepakatan itu, Presiden Trump mengatakan di Gedung Putih, bahwa hal tersebut "sangat, sangat penting tidak hanya untuk Timur Tengah, tetapi juga untuk dunia."
Presiden Trump juga menyebut hal itu"sangat menarik" sehingga dia dapat membuat perjanjian ini sebagai pengingat akan serangan 11 September 2001 oleh kelompok radikal terhadap AS.
Di Yerusalem, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga turut menyambut kesepakatan tersebut.
Dalam pernyataan dengan bahasa Hebrew, PM Netanyahu menyampaikan: "Warga Israel, saya tergerak untuk dapat memberi tahu Anda bahwa malam ini, kami mencapai kesepakatan damai lain dengan negara Arab lainnya, Bahrain. Perjanjian ini menambah perdamaian bersejarah dengan Uni Emirat Arab".
Direktur komunikasi strategis di Kementerian Luar Negeri UEA, Hend Al Otaiba, mengirimkan ucapan selamatnya kepada Bahrain dan Israel.
"Hari ini menandai pencapaian penting dan bersejarah lainnya yang akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan," ujar Hend Al Otaiba.
Selain itu, Presiden Trump juga mengatakan bahwa ia mengharapkan lebih banyak negara Arab dapat membuka pintu mereka untuk Israel.
"Saya sangat berharap akan ada lebih banyak lagi yang akan diikuti. Saya dapat memberi tahu Anda bahwa ada antusiasme yang luar biasa atas nama negara lain untuk juga bergabung," tutur Presiden Trump.
Pengumuman sebelumnya tentang normalisasi hubungan antara UEA dan Israel membatalkan kebijakan Liga Arab selama bertahun-tahun tentang konflik Timur Tengah, mendapatkan penolakan dari Palestina dan Iran.
Advertisement