Satgas Covid-19: Tak Ada Jalan Selain Rem Darurat

Akmal mengakui, kedisiplinan masyarakat mematuhi protokol kesehatan masih rendah.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2020, 13:16 WIB
Ambulans membawa pasien COVID-19 ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pemerintah menyiapkan 2.700 tempat tidur di RSD Wisma Atlet untuk merawat pasien COVID-19 dengan kondisi sedang dan ringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Akmal Taher menilai, tidak ada jalan lain selain menarik rem darurat untuk menekan laju penularan virus corona.

Hal itu menyusul angka positif Covid-19 yang terus meningkat hingga memicu rumah sakit kelebihan kapasitas atau over capacity.

"Kalau melihat dari satu sisi angka, yang saya katakan tadi kesedian tempat tidur, saya kira tidak ada jalan lain untuk direm dulu," ujar Akmal dalam diskusi daring, Sabtu (12/9/2020).

Akmal mengatakan, jika pemerintah daerah kembali memperketat pembatasan, penting juga menyiapkan pembukaan kembali ketika kasus Covid-19 sudah melandai.

Hal itu belajar dari DKI Jakarta yang sempat menurun, namun ketika dilakukan transisi angka kembali meningkat. Menurut Akmal, ini terjadi karena tidak ada larangan ketat ketika masyarakat kembali beraktivitas normal.

"Waktu turun, waktu lepas itu kan sebenarnya kita seperti melepas anak kita mau pergi ke sekolah kan kita bekali dengan jangan ini jangan itu, hati-hati ini, hati-hati itu, itu tidak terjadi. Akhirnya sekarang lebih pesat lagi naiknya," tuturnya.

"Oleh karena itu, kalau sekarang diberlakukan PSBB itu kita betul-betul menyiapkan orang kalau nanti kita buka lagi, kan tidak mungkin kita gini terus," jelas Akmal.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Disiplin Protokol Kesehatan Masih Rendah

Anggota polisi dari Polsek Parung membantu memasangkan masker kepada pengendara sepeda motor di depan Polsek Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/9/2020). Pembagian masker gratis setiap usai apel ini inisiatif anggota sejak masa pandemi COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Akmal juga menjelaskan, setiap daerah memiliki local wisdom atau kearifan lokal yang berbeda-beda. Tak ada cara yang sama menyikapi penanganan penyebaran Covid-19 di seluruh Indonesia.

Namun, Akmal mengakui, kedisiplinan masyarakat mematuhi protokol kesehatan masih rendah.

"Saya kira ini memang tergantung kepada daerahnya. Ada local wisdom tertentu, ada yang menghadapinya barangkali kita sepakati tidak bisa seragam," kata dia.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya