Singapore Airlines PHK 2.400 Pegawai Efek Pandemi Covid-19

Singapore Airlines (SIA) mengumumkan keputusan sulit untuk memangkas sekitar 2.400 pegawai

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Sep 2020, 15:30 WIB
Singapore Airlines/Youtube Singapore Airlines.

Liputan6.com, Jakarta - Grup perusahaan Singapore Airlines (SIA) mengumumkan keputusan sulit untuk memangkas sekitar 4.300 posisi di seluruh maskapai penerbangannya.

Setelah memperhitungkan pembekuan perekrutan, pengurangan alami dan penerapan skema pengunduran diri sukarela, jumlah staf potensial yang terkena dampak akan dikurangi menjadi sekitar 2.400 di Singapura dan di kantor perwakilan di luar negeri.

Chief Executive Officer Singapore Airlines Goh Choon Phong mengatakan, ia tak pernah mengira pandemi Covid-19 bakal sangat menghancurkan industri penerbangan global.

Mengingat jalan menuju pemulihan akan panjang dan penuh dengan ketidakpastian, dengan sangat menyesal dirinya harus menerapkan langkah-langkah pengurangan pegawai.

"Harus melepaskan orang-orang kami yang berharga dan berdedikasi adalah keputusan tersulit dan paling menyakitkan yang harus saya buat dalam 30 tahun saya bersama SIA. Bagi mereka yang akan terkena dampaknya, hal ini bukan merupakan refleksi dari kekuatan dan kemampuan mereka, tetapi merupakan akibat dari krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah melanda industri penerbangan," tuturnya dalam keterangan tertulis, seperti dikutip Sabtu (12/9/2020).

"Beberapa minggu ke depan akan menjadi minggu-minggu terberat dalam sejarah grup perusahaan SIA, karena beberapa teman dan rekan sekerja kami akan meninggalkan perusahaan. Kami akan melakukan proses ini dengan sikap yang hormat dan adil, dan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa mereka menerima semua dukungan yang diperlukan selama masa sulit ini," sambungnya.

Menurut dia, keputusan ini diambil perlu diambil mengingat jalan panjang menuju pemulihan industri penerbangan global sebagai dampak pandemi Covid-19 yang melemahkan. Serta kebutuhan mendesak grup perusahaan maskapai penerbangan ini untuk beradaptasi dengan masa depan yang tidak pasti.

Seperti yang disampaikan sebelumnya, SIA berharap dapat beroperasi di bawah 50 persen dari kapasitasnya pada akhir tahun keuangan 2020/21 dibandingkan dengan posisi sebelum Covid. Kelompok industri juga memperkirakan bahwa lalu lintas penumpang tidak akan kembali pada posisi sebelumnya hingga sekitar 2024.

Dibandingkan dengan kebanyakan maskapai besar di dunia, grup perusahaan SIA berada dalam posisi yang lebih rentan karena tidak memiliki pasar domestik yang akan pulih lebih dahulu. Agar tetap dapat bertahan dalam kondisi yang tidak pasti pada tahun-tahun mendatang, grup maskapai penerbangan ini akan mengoperasikan armada yang lebih kecil pada jaringan yang lebih sedikit dibandingkan dengan operasi mereka sebelum Covid-19.

Untuk mempersiapkannya, grup perusahaan perlu mengurangi sekitar 4.300 posisi di Singapore Airlines, SilkAir dan Scoot. Hal ini telah diatasi dengan pembekuan perekrutan yang diterapkan pada Maret 2020, lowongan terbuka yang tidak diisi, skema pensiun dini bagi pegawai yang bekerja di darat dan pilot, serta skema pengunduran diri sukarela bagi awak kabin.

Secara kolektif, langkah-langkah ini telah memungkinkan Singapore Airlines untuk menghilangkan sekitar 1.900 posisi. Akibatnya, potensi PHK di seluruh Grup dapat dikurangi menjadi sekitar 2.400 di Singapura dan di seluruh kantor perwakilan luar negeri SIA.

"Diskusi telah dimulai dengan serikat pekerja kami yang berbasis di Singapura. Grup perusahaan ini akan bekerja sama dengan mereka untuk menyelesaikan pengaturan bagi mereka yang terkena dampak, dan mencoba meminimalkan stres dan kecemasan pada para pegawai kami secepat mungkin," ujar Goh Choon Phong.


Singapore Airlines Bebaskan Biaya Pesan Ulang Tiket Pesawat Menyikapi COVID-19

Singapore Airlines mengoperasikan pesawat Airbus A350-900ULR (Ultra Long Range) terbaru untuk penerbangan terpanjang. (dok. Singapore Airlines/Dinny Mutiah)

Singapore Airlines membebaskan seluruh biaya pemesanan ulang bagi tiket yang dikeluarkan pada atau sebelum tanggal 15 Maret 2020, untuk waktu perjalanan hingga 31 Mei 2020. Kebijakan tersebut akan mulai berlaku segera menanggapi perkembangan situasi wabah COVID-19.

"Para pelanggan dapat membatalkan rencana perjalanan penerbangan yang ada, atau mempertahankan tiket mereka dan memesan ulang perjalanan mereka di kemudian hari, ketika mereka dapat memastikan rencana perjalanan baru," demikian bunyi pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (16/3/2020).  

Sementara, jadwal penerbangan terbaru harus dipastikan paling lambat pada 31 Maret 2021. Kebijakan baru itu diklaim akan memberikan fleksibilitas kepada para pelanggan untuk menunda rencana perjalanan mereka.

Kebijakan tersebut berlaku untuk seluruh pemesanan perjalanan hingga 31 Mei 2020. "Semua biaya pemesanan ulang akan dikecualikan, meskipun perbedaan tarif mungkin berlaku untuk rencana perjalanan yang baru," sambung pernyataan tersebut.

Maskapai asal Singapura itu menyatakan akan terus meninjau kebijakan pembebasan ini dan mempertahankan fleksibilitas untuk memperpanjang batas waktu perjalanan hingga 31 Mei 2020. Pertimbangan maskapai didasarkan penilaian atas dampak dari wabah COVID-19 pada perjalanan udara global dalam beberapa minggu mendatang.

"Singapore Airline juga akan membebaskan biaya perubahan untuk seluruh tiket SIA dan SilkAir baru yang dikeluarkan dari saat ini hingga 31 Maret 2020," rilis itu menyebut.

Para pelanggan dapat menghubungi Singapore Airlines melalui formulir online. Sementara, para pelanggan yang memesan tiket secara langsung melalui Singapore Airlines diminta menghubungi tim reservasi maskapai itu.

"Para pelanggan yang memesan tiket mereka melalui agen perjalanan disarankan untuk menghubungi agen tersebut untuk mendapatkan bantuan," pungkas rilis tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya