Masa Karantina Ponpes Berakhir, Bupati Anas Apresiasi Relawan Hingga Tenaga Medis

Masa karantina klaster covid-19 di salah satu ponpes di Banyuwangi telah berakhir pada Sabtu (12/9/2020).

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 12 Sep 2020, 22:20 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau lokasi dapur umum di Blokagung Banyuwangi, Sabtu (12/9/2020).

Liputan6.com, Jakarta Masa karantina klaster covid-19 di salah satu ponpes di Banyuwangi telah berakhir pada Sabtu (12/9/2020). Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI membuka karantina ponpes usai menjalani karantina selama 2 pekan.

Tugas para relawan yang bekerja memenuhi kebutuhan logistik dan konsumsi di dapur umum resmi berakhir. Termasuk para tenaga kesehatan yang selama ini standby di lokasi. Sebelum meninggalkan dapur umum, seluruh relawan baik dari BPBD, Tagana, Dinas Sosial, TNI, Polri, dan tenaga kesehatan wajib menjalani rapid test.

"Seluruh tenaga kesehatan yang telah bekerja dan relawan yang membantu di dapur umum, wajib rapid test," kata dr. Widji Lestariono, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi saat mendampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau lokasi dapur umum di Blokagung Banyuwangi, Sabtu (12/9/2020).


Mini Hospital Tetap Dipertahankan

©Banyuwangi.

Rio, sapaan akrab Widji Lestariono mengatakan selama 14 hari santri telah menjalani karantina. Setelah menjalani masa karantina, seluruh santri dinyatakan sembuh. Kecuali yang memiliki gejala, mereka akan dipisah dan ditambah masa karantina selama lima hari.

"Ini sesuai dengan pedoman penanganan covid-19 Kementerian Kesehatan revisi ke-5. Bagi yang telah menyelesaikan masa karantina dan tidak bergejala, bisa dinyatakan sembuh," kata Rio.

Untuk penanganan santri yang bergejala, Rio menambahkan, mini hospital yang didirikan di pondok pesantren tetap dipertahankan dan tetap dijaga oleh tenaga kesehatan.

 


Harapan Bupati Anas

©Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, berterima kasih pada seluruh yang terlibat dalam penanganan klaster pondok pesantren.

"Selama 14 hari ini kita belajar banyak dari urusan ini. Ini bukan bencana biasa. Penanganannya wajib memenuhi SOP kesehatannya. Prosedur tiap tata kelola harus dipenuhi semua," kata Anas.

“Tenaga dan pikiran, mayoritas tenaga kesehatan, cadangan APBD, dicurahkan ke untuk membantu penanganan di sini,” imbuh Anas.

Anas pun berterima kasih kepada tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas yang bergiliran membantu, TNI dan Polri, Camat, Lurah, dan seluruh relawan yang bekerja di dapur umum. 

“Kami semua sangat berterima kasih. Juga kepada para pengasuh pesantren, para santri, dan keluarga santri yang semuanya dengan penuh kesabaran mendukung dan menjalani proses ini. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan," kata Anas.

 

©Banyuwangi.

"Kami juga ucapkan terima kasih yang besar kepada Kementerian Kesehatan dan jajarannya serta Ibu Gubernur Jatim dan jajarannya yang sigap menangani klaster ini. Alhamdulillah, dengan sinergi dari semua yang pihak yang saling mendukung akhirnya santri-santri ini bisa melewati masa-masa karantina dengan baik dan akhirnya bisa dinyatakan sembuh," kata Anas.

Sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, Bupati Anas memberikan buket bunga kepada perwakilan relawan, TNI/Polri, dan tenaga kesehatan.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya